Find Us On Social Media :

Kisah tentang Tanamur, Diskotek Pertama di Jakarta yang Dulu Jadi Langganan Artis hingga Rakyat Biasa

By Aulia Dian Permata, Kamis, 4 Oktober 2018 | 19:15 WIB

Sejak saat itu, Tanamur tak pernah sepi pengunjung.

Kebanyakan memang para bule yang datang, tapi banyak juga remaja-remaja dan para sosialita Jakarta.

Tiket masuknya saat itu Rp10-20 ribu dan pengunjung bisa mendapat satu porsi minuman gratis dengan menukar tiket masuk.

Tiap malam acara berlangsung meriah dan lampu disko berpendar-pendar.

Salah satu DJ (disk jokey) di Tanamur yang terkenal adalah DJ Vincent.

DJ Vincent berasal dari Merauke, Papua. Awalnya datang ke Jakarta untuk mengadu nasib menjadi TNI Angkatan Laut.

Baca Juga : Kamagasaki, Kota Paling Kumuh di Jepang yang Sengaja Dihilangkan dari Peta agar Tak Dikunjungi

DJ Vincent rupanya menemukan nasib baiknya di Tanamur. Sebagai DJ, Vincent punya banyak penggemar.

DJ Vincent juga selalu memutarkan lagu yang ia kemas sendiri dan tak segan menolak memutar lagu yang sedang hits.

Meski begitu, Tanamur tidak pernah ketinggalan zaman. Bahkan, saat lagu baru dirilis, Tanamur langsung punya piringan hitamnya.

Karena eksistensinya, Tanamur makin dapat tempat di hati para pengunjung.

Bangunan Tanamur sendiri sangat unik. Rumah bercat hitam dengan pintu berwarna merah klasik memberi kesan mewah.

Bagian dalam Tanamur bisa memuat 800-1000 tamu.

Saat terjadi krisis moneter di tahun 1990-an, Tanamur mulai meredup. Tamu yang datang tak sebanyak biasanya.

Terlebih lagi sejak peristiwa bom Bali 2002 yang membuat masyarakat merasa tak aman berada dalam diskotek.

Tanamur akhirnya resmi menyudahi gemerlapnya lampu disko pada tahun 2005.

Baca Juga : Bukan Waria atau Ladyboy, Ini Sebutan 'Jender Ketiga' di Negara-negara yang Mengakuinya