Find Us On Social Media :

Kisah tentang Tanamur, Diskotek Pertama di Jakarta yang Dulu Jadi Langganan Artis hingga Rakyat Biasa

By Aulia Dian Permata, Kamis, 4 Oktober 2018 | 19:15 WIB

Baca Juga : Mobil Tak Diperbolehkan Masuk Sejak 1999, Kota Ini Justru Dianggap 'Surga' oleh Penduduknya

Diskotek bisa menjadi sumber pemasukan provinsi sekaligus sarana hiburan yang bisa menarik lebih banyak investor untuk tinggal lebih lama di Jakarta.

Peluang emas ini dibaca dan diekseskusi oleh Ahmad Fahmy Alhady.

Fahmy, sapaan akrabnya, adalah suami aktivis Ratna Sarumpaet pada saat itu. Mereka menikah tahun 1972 sebelum akhirnya bercerai pada 1985.

Fahmy sebenarnya sedang menempuh pendidikan teknik industri di Jerman dan berniat meneruskan usaha ayahnya yang berjualan tekstil di Pasar Tanah Abang.

Baca Juga : Meletus, Gunung Api Gamalama Mulai Lontarkan Abu Vulkanik di Pulau Ternate

Saat ia melihat situasi Jakarta yang sepertinya haus akan adanya tempat hiburan yang bisa terjangkau oleh semua kalangan, Fahmy mendirikan Tanamur.

Tanamur punya konsep yang berbeda dari kelab malam yang ada di hotel-hotel seperti Hotel Indonesia.

Di sini, awalnya musik hanya dimainkan lewat piringan hitam dan kaset.

Fahmy mengambil konsep dari diskotek di Amerika, Jerman dan Paris.

Diskotek memutarkan musik yang bisa dipakai bergoyang bersama tanpa aturan formal laiknya kelab malam.

Modal yang ia keluarkan kala itu antara Rp20 hingga 25 juta dan Tanamur resmi dibuka pada 12 Desember 1970.