Find Us On Social Media :

Pernah Terpaksa Mengunyah Sepatu Kulit untuk Bertahan Hidup, Pelaut Ini Akhirny Tewas di Filipina

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 16 September 2018 | 06:30 WIB

Raja Spanyol menyetujui tawaran Magellan itu dan pada 20 September 1519, Magellan meninggalkan Spanyol membawa lima kapal dan 270 orang pelaut.

Magellan kemudian berlayar ke Afrika Barat lalu menuju Brasil, di mana dia mencari selat yang akan membawanya ke Pasifik di pesisir selatan Amerika Latin.

Dia menjelajahi Rio de la Plata, sebuah kawasan muara yang luas di sisi selatan Brasil, untuk mencari celah tersebut tetapi gagal.

Dia kemudian terus berlayar ke selatan menuju ke pesisir Patagonia dan pada akhir Maret 1520, ekspedisi Magellan mendirikan permukiman musim dingin yang kini dikenal dengan nama Puerto San Julian, Argentina.

Baca Juga : Gunakan Jenazah Manusia, Perusahaan Swiss Membuat Berlian yang Harganya Sangat Mahal, Bagaimana Bisa?

Pada Hari Paskah, tepat tengah malam, di tahun yang sama, sejumlah perwira asal Spanyol memberontak melawan Magellan yang asli Portugal.

Namun, Magellan berhasil memadamkan revolusi itu, menghukum mati salah seorang perwira, dan meninggalkan sisanya di San Julian saat kapal-kapalnya pergi pada Agustus.

Pada 21 Oktober, Maggelan akhirnya menemukan selat yang selama ini dia cari.

Tempat yang kini dikenal dengan nama Selat Magellan itu terletak dekat ujung selatan Benua Amerika.

Baca Juga : Inilah Biaya per Semester di UGM, ITB, dan UI 5 Tahun ke Depan, Ada yang Rp60 Juta!

Selat ini memisahkan Tierra del Fuego dan daratan utama Benua Amerika.

Hanya tiga kapal yang melewati selat itu, karena salah satu tenggelam dan satu lagi ditinggalkan.