Find Us On Social Media :

Pernah Terpaksa Mengunyah Sepatu Kulit untuk Bertahan Hidup, Pelaut Ini Akhirny Tewas di Filipina

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 16 September 2018 | 06:30 WIB

Intisari-Online.com - Setelah menjelajahi tiga perempat dunia, pelaut Portugal Ferdinand Magellan akhirnya menemui ajal dalam pertempuran melawan suku asli Filipina di Pulau Mactan pada 27 April 1521.

Awal Maret 1521, kapal-kapal yang dipimpin Magellan membuang jangkar di Pulau Cebu dan sang penjelajah bertemu dengan kepala suku setempat.

Setelah sang kepala suku sepakat untuk memeluk agama Kristen, dia membujuk Magellan dan anak buahnya membantu dia untuk menaklukkan suku saingannya di Pulau Mactan.

Dalam sebuah pertempuran di Pulau Mactan, Magellan terkena panah beracun dan tewas ditinggalkan rekan-rekannya yang memilih mundur.

Baca Juga : Pria Ini Minum Darah Kelelawar dan Urinnya Sendiri Demi Bertahan Hidup Selama 9 Hari di Gurun

Magellan, seorang bangsawan Portugal, sudah berperang untuk negaranya melawan dominasi Muslim di Samudera Hindia dan Maroko.

Setelah berpartisipasi dalam sejumlah pertempuran penting, pada 1514 Magellan meminta Raja Manuel untuk menaikkan uang pensiunnya.

Namun, permintaan ini ditolak karena raja mendengar rumor bahwa Magellan melakukan perbuatan tercela saat memimpin pengepungan di Maroko.

Pada 1516, Magellan kembali mengajukan permintaan yang sama dan lagi-lagi ditolak Raja Manuel.

Baca Juga : 3 Kisah 'Survival' Ini Tak Kalah Ekstrem dari Pengalaman Medina Kamil, dari Amputasi Tangan Sendiri Hingga Terinfeksi Belatung

Penolakan kedua ini membuat Magellan memutuskan untuk pergi ke Spanyol pada 1517.

Di negeri tetangga Portugal itu dan menawarkan jasanya itu Raja Charles I yang kemudian bergelar Kaisar Tahta Suci Charles V.

Pada 1494, di bawah pengawasan Paus Alexander VI, Portugal dan Spanyol mengakhiri sengketa terkait penemuan tanah baru di Amerika dan tempat lain.