Find Us On Social Media :

Demi Diabetes, Pantang Mundur Memburu Undur-undur

By Agus Surono, Selasa, 30 Mei 2017 | 21:30 WIB

Ubur-ubur bisa dijadikan obat diabetes.

Peminatnya sendiri tidak hanya dari Jawa, tapi juga dari Kalimantan, Sulawesi, Bali, Papua hingga Malaysia. "Hewan ini besar, unik dan banyak diolah menjadi obat herbal," ujar Dede.

Harga yang dibanderol untuk undur-undur hidup yaitu Rp500 per ekor. Selain itu ada juga paket 180 ekor senilai Rp100.000 dan paket 400 ekor senilai Rp200.000. Dalam sebulan, Dede bisa menjual minimal 3.000 ekor undur-undur. Jadi omzetnya minimal sekitar Rp2 juta per bulan.

Dede aktif memasarkan melalui blog ataupun sosial media Facebook. "Peminatnya untuk tahun ini kebanyakan dari luar negeri karena lihat dari internet," sebutnya.

Ia optimistis, ke depannya permintaan undur-undur untuk bahan obat herbal akan terus meningkat, baik di dalam maupun luar negeri. 

(Baca juga: Inilah 5 Sayuran Ajaib untuk Kesehatan, Salah Satunya Mampu Cegah Kanker dan Jaga Kesehatan Jantung)

Budi daya

Dede Hermawan, pembudidaya undur-undur asal Sumedang, Jawa Barat bilang, undur-undur tidak sulit dipelihara. Hanya saja, ada beberapa hal yang penting diperhatkan dalam budidaya serangga ini.

Menurut Dede, untuk membesarkan dan merawat undur-undur dibutuhkan kandang atau lahan yang luas untuk ternaknya.

Sebab, beberapa undur yang digabungkan dalam satu kandang akan bertumbuh dan mengalami masa metamorfosis.

“Nantinya undur-undur ukuran besar bisa saling bunuh kalau lahan kandang sempit,” ujar Dede.

Dede sendiri menggunakan lahan di belakang rumah berukuran 5 meter x 5 meter dengan taburan pasir.

Setelah menyiapkan lahan, Dede memberi makanan seperti semut ataupun putik bunga untuk undur-undur ukuran dewasa. Makanan undur-undur bisa juga berupa bubuk roti gandum. Namun, setelah di lahan berpasir, nantinya undur-undur akan memangsa semut merah.