Intisari-Online.com - Sebuah penelitian terbaru di Jepang menemukan, pernikahan dapat menekan kenaikan berat badan pada pasien diabetes tipe dua dibandingkan dengan pasien diabetes yang belum menikah. Sayangnya, hal itu hanya berlaku bagi pasien laki-laki.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Yoshinobu Kondo dan rekan-rekannya itu melibatkan 270 peserta diabetes tipe 2 dengan memeriksa rekam medis yang dikumpulkan dari 2010 hingga 2016. Kemudian, peneliti membagi ke dalam dua kelompok.
Kelompok pertama, terdiri atas 180 pasien diabetes menikah (109 laki-laki dan71 perempuan). Kelompok kedua, pasien diabetes lajang sebanyak 90 pasien (46 laki-laki dan 44 perempuan).
Hasilnya ditemukan, mereka yang menikah memiliki indeks massa tubuh lebih rendah, yakni 24, 5 dibandingkan dengan mereka yang lajang, 26, 5. Dengan kata lain, pasien diabetes yang menikah dapat menjaga berat badan alias sulit mengalami kenaikan berat badan atau gemuk.
Selain itu, mereka yang menikah memiliki tingkat lebih rendah untuk mengalami sindrom metabolik, yakni 54% dibandingkan dengan mereka yang lajang, 68%. Sindrom metabolik adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
(Health.com)