Find Us On Social Media :

Analisis Tulisan Tangan Ahok: Berubah, Menyesal dan Sangat Rindu Keluarga

By Ade Sulaeman, Rabu, 24 Mei 2017 | 10:00 WIB

Tulisan tangan Ahok

Intisari-Online.com - Selasa, (23/5/2017), Veronica Tan, istri dari mantan gubernur DKI Jakarta sekaligus terpidana kasus penistaan agama Basuki Tjhaja Purnama alias Ahok, membacakan sebuah surat yang ditulis langsung oleh sang suami.

Surat tersebut dibacakan setelah keluarga Ahok memutuskan untuk tidak mengajukan banding atas putusan pidana yang membuat Ahok harus dipenjara selama dua tahun tersebut.

(Baca juga: Begini Kondisi Keluarga Ahok dan Kamar Sel Ahok di Mako Brimob)

"Pada saat kami sebagai keluarga memutuskan tidak banding, bapak minta saya untuk bacakan surat ini untuk semua...," ucap Veronica saat mendapat kesempatan bicara, seperti dikutip dari kompas.com.

Ternyata, ada yang berubah dari Ahok semenjak dirinya mulai dikenai hukuman penjara pada Selasa (9/5/2017).

Setidaknya itulah yang terbaca oleh grafolog Putro Perdana setelah menganalisis tulisan tangan Ahok dalam surat yang ditulisnya secara khusus untuk para pendukungnya.

Grafolog adalah ahli membaca kondisi psikologis atau karakter seseorang melalui tulisan tangan. Ilmunya disebut dengan grafologi.

(Baca juga: Kenali Kepribadian Lewat Grafologi)

Melalui laman Facebook-nya, Putro menulis:

Lihatlah margin kiri tulisan tangan ini, lihat seberapa tidak merata itu.

Ini menunjukkan bahwa dia menyesali banyak hal yang telah dilakukannya di masa lalu.

Lihatlah seberapa dekat spasi antar kata.

Ini menunjukkan bahwa dia merindukan teman dan orang yang dia cintai.

Biasanya ia memiliki bentuk tulisan tangan yang lebih tajam, sekarang nampaknya lebih membulat.

Ini menunjukkan bahwa dia menyadari bahwa bersikap agresif tidak bisa menyelesaikan semua masalah. Beberapa hal membutuhkan sentuhan yang lebih manusiawi.

Perubahan tulisan tangan, menunjukkan perkembangan karakter penulisnya.

Seperti profil psikologis, tulisan tangan selalu bergerak. Dan dalam kasus ini, kita belajar bahwa orang yang paling keras pun bisa dilunakkan oleh pengalaman yang mengubah hidupnya.

Mudah-mudahan, dia belajar kesalahannya. Dan saat dia, dia akan menjadi orang yang berubah.”

Di kolom komentar, saat menanggapi komentar seorang rekannya, Putro juga menulis:

“Sebagian dari egonya masih di situ. Ukuran tulisannya cenderung masih besar. Mungkin seiring waktu akan mengecil.

Kemiringan tulisannya juga sudah tidak terlalu ke kanan. Ada perubahan dalam cara dia mengekspresikan emosi. Sedikit lebih kontemplatif dibanding dulu

Kadang karakter manusia akan banyak berubah seiring semakin sering dirinya berbincang dengan dirinya sendiri.

 Bagi pria yang lebih rendah, kesepian membunuh. Tapi untuk pria yang lebih besar.

Kesepian menumbuhkan karakter mereka.”

Ketika IntisariOnline bertanya tentang kemungkinan Ahok mengulang kesalahannya, pria yang memiliki latar belakang pendidikan Kriminologi di Universitas Indonesia ini mengaku tidak berani menjawab.

“Karena itu jatuhnya probabilitas yang riskan banget untuk ditebak,” ujarnya.

Namun yang jelas, menurut Putro, Ahok sangat menyesal. Hal ini terjadi setelah dirinya lebih banyak berkontemplasi, berbicara dengan dirinya sendiri.

Padahal, pada dasarnya Ahok merupakan sosok yang lebih senang berbicara di depan banyak orang.

Terkait dengan keputusan Ahok untuk membatalkan upaya banding, menurut Putro, hal ini menunjukkan perubahan sikap Ahok yang sebelumnya sangat kompetitif dan ambisius menjadi lebih mau mengalah.

“Mungkin dia sudah bisa mulai mengendalikan ambisinya karena sebetulnya dia merupakan sosok yang baper dan sangat sayang keluarga,” tutur Putro. “Dia enggak mau keluarganya menanggung beban yang lebih berat dari sekarang.”

Ingin tulisan tangan Anda dianalisis? Silakan hubungi Putro Perdana di perdanaputro@gmail.com.

Berikut ini isi lengkap surat Ahok untuk para pendukungnya:

Rumah Tahanan Depok, Minggu 21 mei 2017

Kepada relawan dan pendukung Ahok yang saya cintai, semua yang telah menjalani proses demokrasi di mana pun berada.

Saya telah banyak berpikir tentang kejadian yang saya alami. Saya mau berterima kasih kepada saudara-saudara yang terus mendukung saya dalam doa, kiriman bunga, makanan, kartu ucapan, surat, buku-buku, bahkan dengan berkumpul dengan menyalakan lilin. Saya tahu tidak mudah bagi saudara menerima kenyataan seperti ini. Apalagi saya...

Tetapi saya telah belajar mengampuni dan menerima semua ini. Jika untuk kebaikan berbangsa dan bernegara, alangkah ruginya warga DKI dari sisi kemacetan dan kerugian ekonomi akibat adanya unjuk rasa yang menganggu lalu lintas.

Tidaklah tepat saling unjuk rasa dan demo dalam proses yang saya alami saat ini. Saya khawatir banyak pihak yang akan menunggangi jika para relawan berunjuk rasa, apalagi benturan dengan pihak lawan yang tidak suka dengan perjuangan kita.

Terima kasih telah melakukan unjuk rasa yang taat aturan dan menyalakan lilin perjuangan, konstitusi ditegakkan di NKRI dengan Pancasila dan UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Mari kita tunjukkan bahwa Tuhan tetap berdaulat dan memegang kendali sejarah setiap bangsa. Kita tunjukkan bahwa kita orang yang beriman kepada Tuhan Yang Masa Esa pasti mengasihi sesama manusia, pasti menegakkan kebenaran dan keadilan bagi sesama manusia.

Gusti ora sare...

Put your hope in the Lord now and always (Mazmur 131 ayat 3)

Kalau dalam iman saya, saya katakan: The Lord will work out his plans for my life (Mazmur 138 ayat 8a).

Ahok BTP.