Find Us On Social Media :

Bulu Tangkis Tempo Dulu Bertanding di Lapangan Terbuka Tanpa Dipungut Bayaran Penontonnya

By K. Tatik Wardayati, Senin, 27 Agustus 2018 | 20:20 WIB

(Perhitungan 21 point ini berlanigsung hingga Indonesia bertanding dengan pemain luar negeri - dengan Malaya tahun 50-an. Apalagi setelah aktivitas internasional meningkat awal tahun 50-an, perhitungan 15 point yang memang digunakan dalam kejuaraan All England, dan dalam turnamen-turnamen resmi IBF seperti Piala Uber, Piala Thomas, semakin populer sehingga perhitungan 21 point praktis hilang. Namun, di Asian Games 2018 sudah memakai perhitungan 21 poin kembali – Red)

Berita dalam surat kabar "Djawa Tengah" yang terbit di Semarang bulan Juni 1936  menunjukkan bahwa perhitungan tiga ganda ini masih memakai perhitungan 21. Waktu itu diadakan Open Tournament Badminton Bond Semarang. (B.B.S).

Baca juga: Beginilah Kisah Mantan Ratu Bulu Tangkis China yang Dipinang Pria Klaten dan Putuskan Tinggal di Indonesia

Yang disebut di situ ialah nama Yap Kian Soei (asal Ketanggung Bara dekat Cirebon) juara tunggal putra dan Tan Khoen San (asal Pekalongan) juara ke II. Dalam ganda putra Yap Kian Soei/Yap Kian Ling (kakak beradik) menjadi juara I dan Khoe Tiong Djian (asal Singapura)/Lie Kiem Tjiang (asal Batavia) juara II.

Selain kakak beradik Yap Kian Soei dan Yap Kian Ling, pemain tunggal pria yang kuat ialah Tan Soe Tiong (asal Pati), Tan Khoe San, Oei Tien Hong (asal Pekalongan), Oei Boen Swie (asal Semarang), Lie Kiem Tjiang dan Kwa Poo Tiong (asal Pati).

Pasangan ganda putra kuat adalah Yap Kian Soei/Yap Kian Ling, Khoe Tiong Djian/Lie Kiem Tjiang, Oei Boen Swie/Kho Hok Hiang dan Kwa Poo Tiong/Tjan Ping Kay (asal Pati). Pemain tunggal putri adalah Liem Gwat Ing, Lily Go, Tan Ing Nio dan Sie Kries.

Pemain, ganda campuran adalah Yap Kian Soei/Flora Tee, Khoe Tiong Djian/Liem Gwat Ing dan Lie Kiem Tjiang/Tan Ing Nio.

Baca juga: Rudy Hartono, Maestro Bulu Tangkis 'Buka Kartu' (2)

Dalam Open Tournament Badminton Bond Semarang 1936 yang pertama kali diadakan di Jawa Tengah antara perkumpulan dan sekolah, Chinese English School (C.E.S.), Semarang keluar sebagai juara pertama.

Waktu C.E.S. Semarang mengadakan tour pada tahun 1936/1937 ke beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Ambarawa, Muntilan, Magelang, Sala dan kota-kota lain, C.E.S. selalu menang dengan angka menyolok dan tidak pernah kalah.

Pada zaman itu Jawa seperti Surabaya belum "terkenal" dalam bidang perbulutangkisan. Di Jakarta sudah ada "jago Betawi" bernama Then Giok Soci dalam tunggal putra. Sayang sekali Yap Kian Soci yang tidak pernah dikalahkan dalam tunggal putra oleh siapa pun di Jawa Tengah, belum pernah berhadapan dengan "jago Betawi" itu.

"Tempo doeloe", shuttlecock yang dipakai mereknya "Crown" dan "Jupiter" bikinan Bumiayu, dekat Tegal. Entah apakah pabrik shuttlecock ini masih ada atau sudah tutup.