Find Us On Social Media :

Bulu Tangkis Tempo Dulu Bertanding di Lapangan Terbuka Tanpa Dipungut Bayaran Penontonnya

By K. Tatik Wardayati, Senin, 27 Agustus 2018 | 20:20 WIB

 

Intisari-Online.com – Waktu itu tentu tidak bisa kita bandingkan dengan zaman sekarang: dalam hal fasilitas maupun jumlah shuttlecock yang boleh dipakai.

R. Khoe Tiong Djian, salah seorang pemain bulu tangkis menceritakan pengalamannya di Majalah Intisari edisi Mei 1981.

Namun tanpa "pelopor-pelopor" ini, dunia perbulutangkisan kita mungkin tidak semaju sekarang. Khoe Tiong Djian (71) salah seorang jago bulutangkis zaman itu, menceritakan sejarah perbulutangkisan di Semarang antara 1933 dan4940. Kini ia hanya mengikuti olahraga kegemarannya ini lewat televisi.

Semarang mulai bergerak dalam bulutangkis, kalau tidak salah pada tahun 1933. Pada waktu itu orang masih main di lapangan terbuka (outdoor court) karena lapangan tertutup (indoor court) belum ada, di Semarang maupun kota-kota di sekitarnya seperti Pekalongan, Pati, juana, Brebes, Ambarawa, Magelang, Muntilan dan Sala.

Baca juga: Ini Jadwal Lengkap dan Link Live Streaming Bulu Tangkis Asian Games 2018 Hari Ini

Seringkali permainan bulutangkis dipengaruhi oleh angin, kecuali di waktu malam sebab angin waktu itu tidak begitu banyak dan keras seperti pagi atau sore. Penerangan lampu waktu malam juga tidak begitu sempurna seperti sekarang di Istora Senayan.

Perkataaan "bulutangkis" dan istilah perbulutangkisan seperti tunggal pria, tunggal wanita, ganda pria, ganda wanita, ganda campuran tidak ada tempo dulu.

Yang dipakai istilah dalam bahasa Inggris seperti badminton, men's single (tunggal pria), men's double (ganda pria), mixed double (ganda campuran). Ladies single (tunggal wanita), ladies double (ganda wanita) dan mixed doulbe (ganda campuran).

Dari 21 point turun ke 15

Baca juga: Atlet Kidal Dikatakan Lebih Cerdas, Inilah 5 Atlet Bulu Tangkis Kidal di Indonesia

Perlu saya sebut di sini bahwa untuk ganda putra, ganda putri dan ganda campuran, perhitungan adalah 21 point dan bukan 15 point seperti sekarang. Saya sendiri tidak tahu mulai tahun berapa perhitungan internasional 15 point untuk tiga jenis permainan bulu tangkis ini mulai dilaksanakan di Indonesia.

Saya masih ingat zaman Jepang waktu diadakan pertandingan bulu tangkis untuk merayakan hari ulang tahun Tenno Heika tahun 1944 di Pasuruan. (Jawa Timur) Waktu itu permainan ganda putra/putri/campuran masih memakai 21 point.