Find Us On Social Media :

Bulu Tangkis Tempo Dulu Bertanding di Lapangan Terbuka Tanpa Dipungut Bayaran Penontonnya

By K. Tatik Wardayati, Senin, 27 Agustus 2018 | 20:20 WIB

Baca juga: Anthony Ginting Cedera Saat Bertanding, Ini 6 Cedera yang Paling Sering Menimpa Atlet Bulutangkis

Raket terbaik dan termahal pada waktu itu adalah merk "Slazenger" dan "Fulcrum", dua-duanya buatan Inggris. Harga raket "Fulcrum" kurang lebih 15 atau 16 gulden, uang Hindia Belanda. Raket "Fulcrum" yang pernah saya pakai kini masih baik, hanya "out of form".

Raket itu saya "wariskan" pada cucu lelaki saya. Harga raket bikinan Jepang hanya 3 gulden  waktu itu.

Pelopor serve tinggi

Saya pemain pertama di Jawa Tengah, mungkin juga dari seluruh Indonesia, yang mulai serve tinggi sekali. Saya belajar cara serve tinggi  ini, dari pemain Inggris Devlin lewat S.K. Straits Times yang terbit di Singapura.

Baca juga: Berseteru di Lapangan, Bersahabat di Luar: 7 Fakta Menarik Persaingan antar-Musuh Bebuyutan Pebulutangkis Dunia Lee Chong Wei dan Lin Dan

Devlin terkenal pada tahun 1934an. Di Singapura Devlin 1934 dikalahkan oleh Lauw Kim Fatt yang pernah menjadi juara tunggal di Singapura (zaman Ong Poh Lim/Marjan dari Singapura yang kuat dalam ganda putra).

Devlin mempunyai anak perempuan yang pernah menjadi juara tunggal putri di Inggris beberapa kali dan kalau tidak salah ingat menjadi Ny. Hasham.

Waktu saya mulai serve tinggi, saya disebut “onsportif” karena lawan menghadap matahari, jika main di waktu pagi di lapangan terbuka. Kalau main malam hari mata juga "silau" karena penerangan belum sesempurna sekarang.

Tetapi lama kelamaan pemain meniru serve tinggi saya dan saya tidak disebut "onsportif" lagi. Kecuali serve tinggi, saya serve pendek seperti biasa. Sebelum Devlin datang di Singapura, pemain Singapura belum pernah serve tinggi.

Baca juga: 5 Hal yang Belum Anda Ketahui Tentang Bulutangkis, di Antaranya Senar Raket dari Perut Kucing

Kalau saya melihat pertandingan lewat TV sekarang, selain wasit (umpire) juga ada "service jugde". Dulu wasit juga menjalankan tugas sebagai service judge. Dulu kami hanya memakai dua linesmen, satu duduk di utara lapangan dan yang lain di selatan court, tetapi sekarang ada 6 linesmen, tiga di utara dan 3 di selatan. Cara ini lebih baik.