Find Us On Social Media :

Iran Kerahkan Kapal-kapal Perang ke Teluk Persia Bukan untuk Perang, tapi 'Mengadu Domba' AS dan Israel

By Agustinus Winardi, Minggu, 5 Agustus 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com - Sebagai negara yang secara geografis memiliki lokasi yang berjarak jauh dengan AS dan Israel, Iran sesungguhnya banyak memiliki keuntungan.

Keuntungan yang dimiliki Iran antara lain, baik militer Israel maupun AS jika ingin menyerang dengan cara mengerahkan pesawat-pesawat tempur, kapal-kapal perang, dan serangan rudal, semuanya membutuhkan waktu lama untuk mencapai daratan Iran.

Dengan demikian Iran masih memiliki waktu untuk menyiapkan senjata pertahanan antiserangan rudal dan pesawat sehingga serangan yang dilancarkan oleh Israel dan AS jadi tidak maksimal.

Sedangkan kapal-kapal perang AS dan Israel bisa dilawan menggunakan kapal-kapal selam Iran yang sudah siaga.

Keuntungan lainnya yang dimiliki Iran adalah, untuk menyerang Israel, militer Iran cukup mempraktikkan taktik perang proxy war, yakni menggunakan kekuatan lain guna menyerang Israel secara langsung.

Baca juga: AS Meyakini Iran Telah Melakukan Latihan Militer di Teluk Persia, Apakah Ini Pertanda Perang Besar akan Dimulai?

Taktik perang proxy war yang selama ini sukses diterapkan oleh Iran adalah menggunakan para gerilyawan Hezbollah yang berbasis di Palestina utuk menggempur Israel.

Tidak hanya itu, Iran juga ‘sukses’ menggunakan daratan Suriah untuk menempatkan sejumlah pangkalan militernya dan melancarkan serangan psikologis (psywar) menggunakan drone-dronenya ke daratan Israel.

Ketika Israel kemudian membalas taktik perang proxy war yang sedang diterapkan oleh Iran, maka yang justru jadi sasaran adalah Palestina dan Suriah.

Sedangkan di dalam negeri Iran sendiri, hingga saat ini malah masih aman dari serangan militer Israel.

Padahal Israel sudah sering mengancam akan menyerang Iran dengan alasan Iran kembali melanjutkan program senjata nuklirnya.

Baca juga: Iran Beli Pesawat Amfibi Rusia, sebagai Negara Maritim Indonesia Seharusnya Juga Punya

Jika hingga saat ini Israel belum menyerang daratan Iran, sesungguhnya karena ‘dilarang’ oleh AS.

Pasalnya jika Israel sampai menyerang daratan Iran, militer Iran akan langsung membalas dengan cara menyerang pangkalan-pangkalan militer AS yang ada di kawasan Timur Tengah dan Eropa.

Tapi yang paling dikhawatirkan AS adalah, jika Iran sampai menurunkan kapal-kapal perangnya di perairan Teluk Persia dan Selat Hormuz.

Kapal-kapal perang Iran yang diturunkan di Selat Hormuz jelas akan langsung memblokade transportasi minyak dari Timur Tengah ke AS dan negara-negara Arab lainnya.

Jika blokade militer itu sampai terjadi, AS jelas akan mengalami keguncangan ekonomi yang sangat besar.

Baca juga: Dirancang Agar Tak 'Terlihat', Pesawat Siluman F-35 AS Justru Mudah Dilacak Situs Penerbangan Sipil Ini, Kok Bisa?

Oleh karena itu selama ini, AS yang juga ingin menggempur Iran, hanya melakukan gertak sambal dan tidak berani menyerang Iran.

Iran yang tahu betul bahwa kelemahan dan sekaligus ketakutan AS adalah pemblokadean di Selat Hormuz oleh kapal-kapal perangnya, maka Iran pun memanfaatkan betul peluang itu.

Caranya adalah Iran kembali menerapkan taktik psywar-nya dengan melakukan latihan perang di Selat Hormuz dan perairan Teluk Persia pada minggu pertama bulan Agustus 2018.

Tujuannya adalah menakut-nakuti AS sekaligus mengadu domba AS-Israel.

Hadirnya kapal-kapal perang Iran di Teluk Persia dan Selat Hormuz jelas membuat AS ketar-ketir karena untuk membuka front pertempuran baru dengan Iran, AS sebenarnya belum siap.

Apalagi militer AS yang bertempur di Irak dan Afghanistan, serta Suriah sedang mengalami keteteran.

Oleh karena itu untuk membuat militer Iran tidak naik darah dan melancarkan serangan terhadap kapal-kapal AS yang sedang melintasi Teluk Persia dan Selat Hormuz, pemerintah AS berusaha keras menekan Israel agar tidak menyerang Iran.

Israel sesungguhnya sudah sangat gusar dengan larangan dari AS itu karena Iran masih terus saja meluncurkan drone-drone-nya dari Suriah untuk terbang di atas udara Israel.

Dalam kondisi seperti itu lama-kelamaan hubungan antara AS dan Israel pasti akan makin memburuk dan upaya Iran untuk mengadu domba AS-Israel juga akan berhasil.

Jika Israel sampai menyerang Iran, kerugian yang dialami oleh Iran adalah hancurnya instalasi nuklirnya.

Tapi pada saat yang sama, Iran juga memiliki kesempatan meluncurkan rudal-rudal jarak jauhnya ke daratan Israel, termasuk meluncurkan rudal-rudal mematikan yang sudah dikirimkan ke para gerilyawan Hezbollah di Palestina.

Israel sebenarnya tahu bahwa serangan rudal-rudal Iran bisa menghancurkan negaranya.

Oleh karena itu, tanpa dilarang oleh AS, Israel sendiri sebenarnya juga ragu-ragu menyerang Iran.

Dengan kondisi bahwa sesungguhnya Israel ragu-ragu menyerang Iran dan AS sendiri sejatinya juga berusaha menghindari perang dengan Iran, maka posisi Iran benar-benar berada di atas angin.

Tapi yang terpenting melalui manuver kapal-kapal perangnya di Teluk Persia, Iran telah berhasil mengadu domba AS-Israel.