Advertorial
Intisari-Online.com -Pasukan Angkatan Laut Iran belum lama ini menerima sejumlah pesawat amfibi Aerovolga LA-8 dari Rusia untuk dioperasikan baik di lautan maupun di darat.
Sebagai pesawat yang bisa tinggal landas dari pangkalan udara yang sedang bersalju tebal, dari landasan tanpa aspal, dari permukaan danau dan laut, pesawat LA-8 tergolong serba bisa serta dapat terbang di segala cuaca.
Selain itu dari sifatnya yang multifungi, LA-8 juga dapat dioperasikan untuk misi pemadam kebakaran, SAR, patroli maritim, identifikasi kapal-kapal di laut, dan lainnya.
Dengan kepemilikan sejumlah pesawat amfibi itu, militer Iran bisa dikatakan selangkah lebih maju dibandingkan TNI AU karena hingga saat ini belum memiliki pesawat amfibi.
Padahal pada 1950-an, AURI (TNI AU) pernah memiliki sejumlah pesawat amfibi seperti PBY-5A Catalina dan Albatross.
Baca juga:Koalisi Iran-Turki-Rusia Menguat, Iran Berani Tantang AS, Tapi Nyali AS Justru Makin Ciut
Fungsi kedua pesawat amfibi itu mirip dengan pesawat amfibi LA-8 Iran karena sama-sama bisa terbang dari laut dan darat demikian pula saat mendaratnya (landing).
TNI AU juga mengoperasikan Catalina dan Albatross sebagai pesawat intai maritim, patroli maritim, SAR laut, tarnsportasi, angkut logistik, dan lainnya.
Khusus untuk Albatross yang merupakan pesawat amfibi lebih canggih dibandingkan Catalina oleh TNI AU dioperasikan hingga tahun 1982.
Pada 2016, TNI AU sebenarnya telah mengajukan permintaan kepada Kemenhan RI untuk memiliki minimal satu skadron pesawat amfibi yang terdiri atas 12 pesawat terkait pencanangan RI sebagai ‘poros maritim dunia’.
Pasalnya dengan laut yang begitu luas dan baik wilayah perairan maupun udara telah menjadi alat transportasi dunia, TNI AU sangat membutuhkan pesawat-pesawat amfibi untuk mendukung tugas-tugas patrolinya.
Saat ini RI memiliki tiga wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang harus selalu diawasi.
ALKI I melintasi Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda.
ALKI II melintasi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, dan Selat Lombok.
Sementara ALKI III melintasi Samudra Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, dan Laut Sawu.
Berdasar ALKI itu, seperti AL Iran yang makin bertaring, TNI AU memang sangat membutuhkan pesawat-pesawat amfibi agar semua ALKI bisa termonitor secara optimal.