Advertorial

Soal Isu AS akan Menyerang Iran Bulan Depan, Menhan: Ah, Itu Fiksi Belaka

Moh. Habib Asyhad
Intisari Online
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Laporan rencana serangan AS ke Iran itu muncul setelah Presiden Donald Trump berkicau di Twitternya dengan memperingatkan Iran agar tidak macam-macam
Laporan rencana serangan AS ke Iran itu muncul setelah Presiden Donald Trump berkicau di Twitternya dengan memperingatkan Iran agar tidak macam-macam

Intisari-Online.com -Sebuah isu berembus. Kabarnya Amerika Serikat akan menyerang Iran Agustus nanti. Benarkah demikian?

Soal isu ini, Menteri Pertahanan AS, James Mattis, buru-buru membantahnya.

Dikutip The Hill Jumat (27/7), Mattis berkata dia tidak tahu dari mana ABC bisa mendapatkan kabar tersebut.

"Saya yakin saat ini isu itu (Iran) bukan sesuatu yang kami pikirkan. Jadi, saya berpikir kabar itu fiksi," ujar Mattis.

Tidak hanya Mattis, Turnbull juga membantah laporan tersebut.

"Jelas-jelas kabar itu hanyalah spekulasi," tegasnya.

Baca juga:Diprediksi akan Berperang Bulan Depan, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS

Laporan serangan itu terjadi setelah Presiden Donald Trump berkicau di Twitternya dengan memperingatkan Iran agar tidak macam-macam.

"Jangan pernah mengancam kami jika tidak menanggung akibatnya seperti yang sudah diderita negara lain," ancam Trump.

Trump menanggapi perkataan Presiden Iran Hassan Rouhani bahwa berkonflik dengan Iran bakal menjadi sumber segala perang.

Sebelumnya, sebuah laporan menyatakan bahwa Amerika Serikat ( AS) telah bersiap untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.

Laporan itu dibawakan media Australia ABC mengutip sumber internal pemerintah, dikutip Russian Today Jumat (27/7).

“AS sudah mulai bersiap mengebom situs nuklir Iran. Saya yakin serangannya bakal terjadi awal Agustus nanti," kata sumber itu.

Australia, yang masuk ke dalam aliansi intelijen internasional bernama Five Eyes, dilaporkan memberikan bantuan mengidentifikasi target yang harus dimusnahkan.

Bantuan identifikasi itu kemungkinan juga bakal diberikan Inggris.

Adapun dua anggota tersisa, Selandia Baru dan Kanada, tidak akan berpartisipasi dalam operasi militer.

Laporan itu terjadi setelah hubungan AS dan Iran mengalami eskalasi.

Baca juga:Di Balik Gagahnya Pesawat Tempur Jepang, Ada Insinyur yang Justru Sangat Menentang Perang

Presiden Hassan Rouhani menyebut konflik dengan Iran bisa menjadi sumber segala perang.

Pernyataan Rouhani itu kemudian dibalas Presiden AS Donald Trump untuk tidak mengancam AS "atau bakal menderita konsekuensinya".

Komandan pasukan elite Iran, Quds, berkata jika Trump jadi mengerahkan operasi militer, maka AS bakal hancur.

"Saya juga meminta kepada Trump untuk berhenti mengusik para pemimpin Iran beserta rakyatnya," kata komandan itu.

Hubungan Iran-AS mulai memburuk sejak Trump mengumumkan keputusannya untuk menarik diri dari perjanjian nuklir yang dibuat pada 2015.

Perjanjian bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPoA) itu disebut Trump sebagai terburuk dalam sejarah AS.

Sebabnya, perjanjian yang dibuat Iran dengan enam negara dan Uni Eropa itu tidak memuat keharusan Iran menghilangkan rudal balistiknya.

Selain itu, kesepakatan yang dibuat pada 2015 itu juga tak mencantumkan tuduhan aktivitas Iran di Timur Tengah seperti di Yaman dan Suriah. (Ardi Priyanto Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS Kemungkinan Serang Iran Bulan Depan".

Artikel Terkait