Intisari-online.com - Sejak beberapa bulan terakhir Iran dan Amerika terlibat ekskalasi konflik yang mendorong negara-negara terbagi dalam dua kubu.
Hal ini terjadi semenjak Menteri Luar Negeri AS Steven Mnuchin menyatakan AS memutuskan memberikan sanksi ekonomi pada Iran, menurut laporan Bussines Insider.
Hal ini berimbas langsung pada perekonomian Iran dan melemahnya nilai tukar rial mereka.
Semenjak itu ketegangan kedua negara tidak berhenti.
Baca Juga : Beruntung! Pemburu Harta Karun Ini Temukan Cincin Emas Romawi Berusia 1800 Tahun Berukiran Dewi Victoria
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhanie juga terlibat dalam perang secara verbal, dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara roket yang dikirim oleh milisi Houthi juga dituduhkan kepada Iran yang diduga memasok senjata mereka.
Terbaru AS melayangkan tuduhan pada Iran atas peningkatan aktivitas angkatan laut Iran dalam beberapa bulan terakhir, di selat Homuz di Teluk Persia.
Seorang pejabat AS, yang tak disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa latihan itu melibatkan sedikitnya 100 kapal dan mungkin lebih, termasuk kapal-kapal kecil.
Baca Juga : Iran Beli Pesawat Amfibi Rusia, sebagai Negara Maritim Indonesia Seharusnya Juga Punya
Pejabat tersebut berharap latihan itu bisa selesai minggu ini.
Iran pun marah atas keputusan Presiden AS Donald Trump setelah menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dan menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran.
Kapten Angkatan Laut Bill Urban, juru bicara utama di Komando Pusat, yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah, mengatakan:
Source | : | Express.co.uk |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR