Find Us On Social Media :

Fenomena Equinox Bukan Hoax, Tapi...

By Agus Surono, Kamis, 16 Maret 2017 | 19:00 WIB

Equinox adalah fenomena biasa dan suhu di Indonesia tak mencapai 40 derajat Celsius.

Dari video tersebut, tampak bahwa ada daerah yang senantiasa terkena sinar matahari sepanjang tahun. Daerah itu berada di kisaran 23,5 derajat ke atas garis khatulistiwa (Lintang Utara), dan 23,5 derajat ke bawah garis khatulistiwa (Lintang Selatan). Itu karena sudut penyimpangan sumbu Bumi terhadap orbit sebesar 23,5 derajat. Daerah ini akan beriklim tropis, karena senantiasa mendapat kehangatan sinar Matahari.

Indonesia, adalah negara kepulauan yang "dibelah" oleh garis khatulistiwa dan seluruh wilayahnya masuk ke dalam daerah ini. Posisi wilayah Indonesia berada pada 6 derajat LU (Lintang Utara) dan 11 derajat LS (Lintang Selatan). Sebagai negara tropis, Indonesia hanya mengenal dua musim.

Jadi, Equinox pada dasarnya adalah saat kutub utara maupun kutub selatan Bumi tidak condong ke arah Matahari. Karena itulah, terpaan sinar matahari di bagian utara dan selatan bumi pada saat bersamaan cakupannya relatif sama. Berbeda dengan daerah beriklim subtropis, Indonesia tak mengalami perubahan yang drastis saat Equinox.

Fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, termasuk di Indonesia yang beriklim tropis. Adapun rata-rata suhu maksimal bisa mencapai 32-36 derajat Celsius. Dalam sejarah, suhu rata-rata di Indonesia belum pernah mencapai 40 derajat Celsius.

BMKG pun mengimbau masyarakat tidak mengkhawatirkan dampak Equinox secara berlebihan. Equinox tidak seperti fenomena Heat Wave (gelombang cuaca panas) yang terjadi di India, Afrika, atau Timur Tengah, yang mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan berlangsung selama berminggu-minggu.

Jadi, stop menyebarkan berita yang berpotensi menimbulkan kehebohan sebelum diyakini kepastian nilai beritanya.