Find Us On Social Media :

Menurut Hitler, Walau Sudah Berusia 100 Tahun, Wanita Ini Adalah Wanita Eropa Paling Berbahaya, Siapakah Dia?

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 22 Juli 2018 | 10:30 WIB

Wanita kelahiran Glamis, Skotlandia, yang kehilangan saudara lelakinya, David, di Perang Dunia I ini, sangat membenci Jerman, terutama Nazi.

la tak pernah mau menyerah pada Jerman. Bahkan kalau ada kesempatan, ia bersedia menembaknya sendiri. Hitler sampai-sampai menyebutnya, "Wanita Eropa paling berbahaya".

Hitler tidak keliru. Tak ada seorang ratu yang semangat perangnya tak terpatahkan seperti dirinya. Tahun 1930-an, ia dan suaminya berada dalam kekalutan perang bersama-sama kaum separatis. Namun, karena ia termasuk dalam lingkar kerajaan, secara resmi ia tak bisa ditangkap.

Keberanian si bunga mawar besi di masa-masa perang itu tetap dikenang sampai sekarang. Tak pernah ada perayaan ulang tahunnya yang lewat tanpa mengenang masa itu. Bahkan sampai ke ulang tahun yang sekarang.

Bagi orang Inggris yang mengalami saat perang dunia, ada dua kisah kepahlawanan para veteran yang tak lekang dari ingatan mereka.

Pertama, tentang Harris si pengebom, yakni pria yang mengebom Dresden sebagai balas dendam Inggris atas pengeboman yang dilakukan Jerman lima tahun sebelumnya.

Baca juga: Hadiah untuk Ratu Elizabeth II Tidak Diterima Bila Pengirimnya Tidak Dikenal Secara Pribadi

Cerita kedua adalah legenda seorang wanita bergaun sutera yang tak kenal lelah melawan sang diktator, yang waktu itu masih menyandang gelar Duchess of York.

Sementara bagi yang berusia 20-an, Ibu Suri adalah tokoh populer seperti dalam lukisan, nenek periang yang bisa tetap kokoh berdiri di atas kapal serta memancing di Skotlandia, meski telah menjalani dua kali operasi tulang pangkal paha dan dipasangi usus buatan.

Orang melihatnya sebagai pengemban tugas kerajaan yang tak terkalahkan: saat resepsi, di lapangan balap kuda, berburu, berkuda, berpawai.

Dia mengetuai serangkaian lembaga pendidikan dan sosial. la juga ketua kehormatan beberapa resimen, bahkan beberapa universitas menganugerahinya gelar kehormatan.

Toh di balik semua itu Elizabeth punya kelemahan. Ia suka bertaruh dalam jumlah besar saat balapan kuda dan tak tahan untuk tidak mengkonsumsi minuman keras seperti gin-tonic atau sampanye. Kalau ditegur, ia akan menjawab, "Ini cuma segelas."