Find Us On Social Media :

Menurut Hitler, Walau Sudah Berusia 100 Tahun, Wanita Ini Adalah Wanita Eropa Paling Berbahaya, Siapakah Dia?

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 22 Juli 2018 | 10:30 WIB

Ketika terjadi serangan udara Jerman terhadap Inggris pada September 1940. la, yang saat itu Ratu Inggris, menolak meninggalkan negerinya untuk mengungsi bersama kedua putrinya, Elizabeth dan Margaret.

Baca juga: Setelah Ratu Elizabeth II, Inilah Daftar Urutan Kekayaan Anggota Kerajaan Inggris dari yang Tertinggi hingga yang Terendah

Wanita menarik ini tampak berada di antara reruntuhah gedung. Ia menginspeksi seluruh daerah di negerinya 'yang jadi korban bom.

Selama kunjungan itu, ia berpakaian sesuai saran desainernya, Norman Hartnell.

Ia tak pernah memakai warna hitam (tanda berkabung) atau merah (yang terlalu gembira).

Ia lebih sering memilih warna-warna optimis yang tidak mencolok, seperti merah jambu, biru muda, atau ungu muda yang dicocokkan dengan topi dan perhiasannya.

"Ia mengenakan mantel panjang yang halus dan kehilangan senyum ketika melihat Jembatan London hancur," kenang seorang serdadu dengan penuh hormat.

Bahkan saat Istana Buckingham dijatuhi bom dan suaminya yang sakit-sakitan terluka, ia tidak menangis.

Dengan tersenyum, ia mengucapkan kata-kata yang terkenal sampai kini, "Saya lega, kami terkena bom.

Dengan demikian saya bisa merasakan solidaritas orang-orang East End yang daerahnya hancur kena bom." East End adalah daerah kaum buruh yang paling parah terkena bom.

Wanita Eropa paling berbahaya

Pidato radionya yang dikumandangkan gerakan bawah tanah selama perang bisa didengar di seluruh Eropa.