Find Us On Social Media :

Dialah Geopatogen, ‘Hantu Penunggu’ dan si Biang Penyakit yang Dampaknya Setara dengan Radiasi Chernobyl

By Intisari Online, Senin, 9 Juli 2018 | 17:45 WIB

Buat kebanyakan orang, medan geopatogen yang memancarkan gelombang elektromagnetik itu justru sering ditangkap sebagai adanya lelembut (makhluk halus) atau hantu penunggu di suatu tempat.

Sebaliknya, Romo Lukman malah menganggap hantu itu sebagai wujud simbolik dari adanya medan geopatogen.

Bukankah kenyataannya keberadaan hantu atau sebangsanya sering dikait-kaitkan dengan pohon besar? Dari sisi ini memang relevan, “Pohon besar dan berakar banyak tentu menyerap banyak air, sehingga medan geopatogen di situ tinggi,” ujar Romo Lukman.

Ketika ditemui Intisari di kediamannya, dr. Jatno memperagakan cara mendeteksi ada tidaknya medan geopatogen, seperti aliran air bawah tanah, menggunakan medium berupa antena radio dan ranting kayu berbentuk huruf Y (atau V).

Antena bekas yang dipasang pada lager (agar bebas gesekan) berputar sendiri ketika dipegang tepat di atas tanah yang di bawahnya terdapat aliran air.

“Semakin besar aliran, pusaran air atau pertemuan beberapa aliran air bawah tanah, akan semakin kencang antena itu berputar," katanya.

Berbeda dengan sistem antena, deteksi menggunakan ranting menyerupai huruf Y atau V dan juga pendulum lebih memerlukan kepekaan si pemakai.

"Namun, pendulum sebenarnya sudah tidak perlu lagi digunakan bila seseorang sudah dapat memusatkan perhatian secara penuh. Artinya, dapat menghubungkan pikiran dan sumber air secara langsung. Jadi sebenarnya pendulum itu jembatan antara pikiran dan sumber air," tutur Romo Lukman.

(Baca juga: Lewat Penelitian, Rahasia Kekuatan 'Mistis' Binahong Terungkap)

Di samping bakat dan minat, kata dr. Jatno menambahkan, kepekaan itu perlu latihan yang lama. Dengan memegangi kedua ujung ranting, orang berjalan mencari aliran air bawah tanah.

Ranting akan tertarik ke bawah dan pendulum akan berputar persis di suatu tempat yang mengandung aliran air bawah tanah.

"Tapi jangan melawan tarikan tersebut sebab kalau sampai ranting patah, si pemakai bisa jatuh," kata Jatno.