Find Us On Social Media :

Dialah Geopatogen, ‘Hantu Penunggu’ dan si Biang Penyakit yang Dampaknya Setara dengan Radiasi Chernobyl

By Intisari Online, Senin, 9 Juli 2018 | 17:45 WIB

Sementara H. Handoyo Lukman MSC, seorang pastor yang bertugas di Purworejo, Jawa Tengah, menuturkan, "Medan itu muncul akibat perputaran bumi pada porosnya yang membuat planet bumi menjadi zona elektrostatis. Belum lagi adanya tumpukan mineral tertentu di dalam bumi, menjadikan energi elektrostatis di suatu tempat semakin tinggi."

Baca juga: Di Tengah Laut, Secara Mistis, Sultan HB IX ‘Meramal’ Akan Terjadinya Bencana G30S

Kalau badan sudah tidak bisa menetralisasi pengaruh medan itu, orang yang selalu berada di bawah pengaruh medan ini akan mengeluh tidak enak badan, lekas lelah dsb.

Kalaupun diperiksa secara medis, tidak akan ditemukan penyebabnya. Batas kemampuan manusia menerima pengaruh medan itu tanpa merasakan gangguan kesehatan apa-apa adalah 15.000 elektrovolt.

Emas dan makhluk halus

Sebetulnya fenomena medan geopatogen bukanlah barang baru. "la sudah dikenal sejak dimulainya sejarah manusia," tutur Romo Lukman.

Bahkan nenek moyang kita pun sejak kapan-kapan sudah menangkap gejala alam yang tak kasat mata ini.

"Orang dulu itu ternyata pintar. Leluhur kita telah memperkenalkan adanya tempat-tempat  tertentu yang disebut atau dianggap wingit (angker), sangar dan entah apa lagi, namun sayangnya tanpa disertai keterangan yang jelas,” kata dr. Jatno.

Ingat musibah kebakaran Keraton Kasunanan Surakarta beberapa tahun lalu? Di reruntuhan puing sisa kebakaran ditemukan berkilo-kilo logam mulia atau emas.

Itu semua, kata dr. Jatno, dipakai untuk memantek tiang-tiang bangunan istana.

(Baca juga: 'Tidak Ada Sesuatu yang Mistis di Segitiga Bermuda')

“Emas, meskipun logam, itu ‘kan berfungsi menolak (gelombang) elektromagnetik.” Makanya istana raja-raja dulu tiang-tiangnya dipanteki dengan emas.