Find Us On Social Media :

Ternyata Banyak Jenis Gula yang Bergentayangan di Sekeliling Kita dan Lebih Manis Dibanding Gula Tebu

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 7 Juli 2018 | 22:00 WIB

Baca juga: Nenek 70 Tahun Ini Selama 28 Tahun Tak Mengonsumsi Gula, Kini Lihatlah Hasilnya yang Sungguh Luar Biasa

Sebelum zaman keemasah gula tebu. dulu, nenek moyang zaman Majapahit kita mengenal gula kelapa dan gula aren. Gula ini ya sakarosa juga, yang disadap dari tangkai karangan bunga jantan kelapa atau aren. Semuanya dari  suku Palmae.

Sesudah nira (cairan sari tangkai bunga) itu direbus supaya menguap airnya, sirup kental yang terbentuk dicetak dan dikeringkan lebih lanjut. Kalau dicetak dengan batok kelapa, hasilnya disebut gula batok, kalau berasal dari aren.

Atau gula kelapa, kalau memang dari kelapa. Kalau dicetak dengan potongan bambu, hasilnya dipanggil gula golong. Nama-nama ini dulu diciptakan oleh nenek moyang kita, supaya tidak kacau dengan gula merah (tebu) yang dicetak dengan potongan bambu, dan gula Jawa yang dicetak dengan batok kelapa.

Masih ada bentuk lain dari gula asal kelapa yang tidak mungkin dicarikan nama Indonesianya; yaitu palmsuiker. Paling-paling hanya bisa diindonesiakan menjadi palem seker. Ini bukan gula kelapa, meskipun berasal dari kelapa, tapi sekali dibunyikan palem seker, tetap jadi palem seker sampai sekarang.

Baca juga: Meski Bukan Diabetes, Ini 7 Tanda Tubuh Anda Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula

Bentuknya seperti suiker (gula pasir), tapi warnanya seperti gula kelapa. la terbentuk karena pada waktu nira direbus ada sejumlah gula yang mengkristal di tepi wajan, sementara di bagian lain masih berupa sirup.

Kristal-kristal itu diserok dan dijemur kering lebih lanjut menjadi palem seker. Ternyata lebih laku dijual daripada gula batok atau gula kelapanya.

Dulu untukmelayani kaum Indo Belanda zaman penjajahan, yang terpaksa sarapan roti seperti orang tua mereka yang Belanda, tapi tidak bisa melepaskan hobinya menikmati gula kelapa seperti orang tua mereka yang Indonesia. Palem seker ini dijepit di antara dua keping roti tawar yang diolesi mentega.

Tidak menggigit

Sebagai pemanis makanan dan minuman sederhana, gula pasir tebu dan gula batok kelapa memang sudah memuaskan. Namun, untuk membuat es krim yang nikmat, cake bidadari yang cantik, buah kaleng yang tidak nek, dan gula-gula yang tidak nedas (menggigit), dipakai gula glukosa.

Baca juga: Merah Putih Pernah Disebut Gula Kelapa Pada Masa Kerajaan Mataram, Apa Sebabnya?