Find Us On Social Media :

Mengenang Pertempuran di Meester Cornelis, Jawa pun Jatuh ke Tangan Inggris

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 11 Oktober 2024 | 16:25 WIB

Di Meester Cornelis, Belanda akhirnya mengakui kekalahan dan Hindia Belanda akhirnya jatuh ke tangan Inggris.

Lagi pula Janssens memperhitungkan - sesuai dengan rencana pembelaan Batavia buatan H.M. Daendels - bahwa sengatan matahari, rawa-rawa serta iklim yang tidak sehat di sekitar Batavia akan sedemikian melemahkan tentara Inggris, sehingga mereka tak akan kuat menyerang sistem kubu-kubu dan benteng di Meester Cornelis.

Pertempuran Kwitang

Sistem pertahanan ini dibangun di kawasan yang terletak sekarang ini, di antara perempatan Jl. Matraman Raya-Jl. Pramuka dan jembatan kereta api di atas Jl. Matraman Raya. Di tempat pertahanan itu 13.000 tentara Belanda-Prancis siap menunggu serangan dengan 280 meriam dan perkubuan yang diperkuat oleh Sungai Ciliwung dan selokan (yang sekarang mengalir di antara rel kereta api dan Jl. Matraman Raya).

Kota Batavia lama (sekarang Kota) tidak dibela dan jatuh ke tangan Inggris tanpa perlawanan (9 Agustus). Hanya air minum disembunyikan, sedangkan minuman keras dibiarkan tersedia di rumah-rumah yang sudah ditinggalkan oleh penghuninya.

Ini sesuai dengan taktik Daendels, yaitu memancing musuh supaya masuk kota yang sangat kurang sehat itu dan cepat menjadi lemah; sementara tentara Belanda menunggu di daerah Weltevreden dan Meester yang sehat.

Malam berikutnya seorang Melayu hampir saja meledakkan seluruh Kota dengan membuang obor yang menyala ke dalam gudang mesiu. Seandainya hal itu tidak diketahui pada menit terakhir, ribuan orang sipil dan ratusan tentara Inggris akan mati terbakar.

Pagi hari tanggal 10 Agustus, dua satuan tentara Inggris yang tidak mau tinggal di Kota, maju melalui Jl. Majapahit dan Gunung Sahari ke Selatan menuju Weltevreden (sekarang Gambir). Tentara Inggris itu maju tanpa perlawanan sampai ke Jl. Kwitang.

Baru di sinilah mereka ditembaki dari desa-desa yang terdapat di Kelurahan Kwitang sekarang. Namun, artileri Inggris berhasil mematahkan perlawanan Belanda-Prancis itu dua jam kemudian, dan kavaleri Inggris maju terus sampai ke Struiswijk (kawasan Fakultas Kedokteran UI sekarang) dengan mengejar tentara Belanda yang menarik diri ke perkubuan Cornelis.

Pihak Belanda kehilangan lima ratus tentara dan banyak amunisi yang disimpan di Senen. Di pihak Inggris, 17 orang tewas dan 73 orang luka-luka. Pertempuran di Kwitang itu hanyalah permulaan pertempuran dahsyat yang terjadi dalam dua minggu berikutnya.

Meriam lawan meriam

Sekarang kesalahan perhitungan Marsekal Daendels kentara. Beberapa jembatan antara Kota dan Gambir tidak dirusakkan, rumah-rumah tidak dibela, dan perkubuan Cornelis terlalu dekat dengan Kota dan pantai, sehingga tidak memperlemah pihak penyerang.

Gudang perbekalan dan amunisi di luar perkubuan juga tidak dipertahankan atau diledakkan.