Kala Daendels dan Raffles Bertemu di Salemba

Moh Habib Asyhad

Editor

Kala Daendels dan Raffles Bertemu di Salemba
Kala Daendels dan Raffles Bertemu di Salemba

Intisari-Online.com -Mungkin banyak yang tidak tahu, Jalan Salemba Raya pernah merekam peristiwa sejarah yang cukup penting. Sebanyak 6.000 tentara gabungan Belanda-Perancis harus mengakui armada Inggris yang dipimpin oleh jedral yang penulis, Thomas Stanford Raffles.

Pada 1811, Hindia Belanda resmi jatuh ke tangah pemerintah kolonial Inggris.

Salemba atau Jalan Selamba Raya merupakan salah satu ruas jalan yang dibangun oleh Daendels ketika memerintah pada 1808-1811. Jalan poros yang dibangun lazim dikenal dengan sebutan jalan Daendels. Salah satu tujuan awal pembanguna jalan poros ini adalah sebagai penghubung Batavia dan Meester Cornelis (sekarang Jatinegara).

Dalam bukunya Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia, Alwi Shahab menulis, pada 1 April 1905, di Ibukota Batavia dibentuk dua kotapraja, yaitu Kotapraja Batavia dan Kotapraja Meester Cornelis. Tidak berlangsung lama memang, karena pada 1935, gemeente atau Kotapraja Batavia digabungkan dengan Meester Cornelis.

Salemba semakin terkenal dengan adanya perguruan tinggi kedokter School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) yang merupakan cikal bakal UI sekarang. Di seputaran kampus tersebut terdapat rumah sakit Centraal Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ) yang saat ini lebih terkenal dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo.

Tidak jauh dari situ terdapat penjara Salemba. Pada masa kolonial, penjara ini kerap digunakan untuk memenjarakan orang yang dianggap berlawanan dengan pemerintah kolonial.

Seperti yang tertera dalam banyak literatur, salah satu fungsi jalan Daendels adalah untuk menangkal armada Inggris yang kian masif. Begitu juga dengan Salemba. Tapi sayang, Daendels justru harus menyerah di jalan yang dibangun atas namanya sendiri.

Pada Agustus 1811, bala tentara Inggris yang telah menguasai Kota dan Senen, mulai merangsek ke arah timur, Salemba. Untuk menyambut tentara Raffles, Daendels telah menyiapkan tangsi-tangsi di sekitar Matraman yang sejatinya sudah masuk kawasan Meester Cornelis.

Meski demikian, upaya itu ternyata tak cukup jitu menghalau serangan tentara Inggris. Sampai akhirnya Daendels menyerah dan Hindia Belanda jatuh ke tangan Inggris dan Raffles sebagai gubernur jenderalnya.