Find Us On Social Media :

Mengapa Penulisan Sejarah Bersifat Multidimensional

By Afif Khoirul M, Selasa, 8 Oktober 2024 | 13:55 WIB

Ilustrasi - Sejarah memiliki hubungan dengan manusia.

Interpretasi yang berbeda dapat muncul dari data dan bukti yang sama, dan hal ini justru memperkaya khazanah pengetahuan sejarah.

Metode dan Sumber Sejarah

Untuk mencapai tujuannya, penulisan sejarah multidimensional memanfaatkan beragam metode dan sumber. Metode arkeologi membantu mengungkap jejak-jejak peradaban masa lampau yang terkubur di dalam tanah.

Metode filologi membantu menganalisis dan menginterpretasi teks-teks kuno. Metode antropologi membantu memahami budaya dan perilaku manusia di masa lampau.

Metode statistik membantu mengolah data kuantitatif untuk mengungkap pola dan tren sejarah.

Sumber sejarah pun tak kalah beragamnya. Dokumen tertulis seperti prasasti, naskah kuno, surat, dan arsip memberikan informasi berharga tentang peristiwa, tokoh, dan kehidupan di masa lampau.

Artefak seperti bangunan, senjata, perhiasan, dan peralatan rumah tangga memberikan gambaran tentang teknologi, seni, dan kehidupan sehari-hari.

Tradisi lisan, legenda, dan mitos yang diwariskan secara turun-temurun dapat memberikan wawasan tentang kepercayaan, nilai-nilai, dan pandangan dunia masyarakat di masa lampau.

Relevansi Sejarah Multidimensional

Penulisan sejarah multidimensional bukanlah sekadar upaya untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang masa lampau. Ia memiliki relevansi yang penting bagi kehidupan di masa kini dan masa depan.

Dengan memahami kompleksitas sejarah, kita dapat belajar dari kesalahan masa lalu, menghargai keberagaman, dan membangun masa depan yang lebih baik.

Sejarah mengajarkan kita bahwa setiap peristiwa memiliki akar yang panjang dan dampak yang luas. Ia menunjukkan bahwa tindakan manusia, baik individu maupun kolektif, memiliki konsekuensi yang dapat dirasakan hingga generasi mendatang.