Find Us On Social Media :

Mengapa Penulisan Sejarah Bersifat Multidimensional

By Afif Khoirul M, Selasa, 8 Oktober 2024 | 13:55 WIB

Ilustrasi - Sejarah memiliki hubungan dengan manusia.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Bayangkan sejarah sebagai sebuah orkestra megah. Di dalamnya, terdapat beragam alat musik yang masing-masing memainkan nadanya sendiri, namun bersama-sama menciptakan simfoni yang harmonis dan penuh makna.

Biola mengalunkan melodi kehidupan individu, terompet menggemakan gaung peristiwa politik, cello mendendangkan dinamika sosial, dan drum berdetak mengikuti ritme ekonomi.

Tak ada satu pun instrumen yang dapat berdiri sendiri dan mewakili keseluruhan komposisi.

Demikian pula, penulisan sejarah bukanlah melodi tunggal, melainkan sebuah simfoni multidimensional yang menggabungkan berbagai perspektif, pendekatan, dan interpretasi untuk menghadirkan gambaran masa lampau yang utuh dan bermakna.

Sejarah, dalam esensinya, adalah upaya manusia untuk memahami dan memaknai jejak-jejak masa lalu.

Ia bukanlah sekadar kumpulan fakta dan tanggal yang kering dan statis, melainkan sebuah narasi dinamis yang terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan perspektif.

Layaknya sebuah prisma yang membiaskan cahaya putih menjadi spektrum warna-warni, penulisan sejarah pun harus mampu menangkap beragam dimensi dan nuansa dari peristiwa masa lampau.

Melepaskan Belenggu Linearitas, Menjelajahi Kompleksitas Sejarah

Pada masa lampau, penulisan sejarah seringkali terjebak dalam pendekatan linear yang sempit. Peristiwa sejarah disusun dalam urutan kronologis bak rangkaian gerbong kereta yang bergerak lurus di atas rel waktu.

Pendekatan ini, meskipun memberikan kerangka dasar yang penting, cenderung mengabaikan kompleksitas dan dinamika yang melingkupi setiap peristiwa.