Find Us On Social Media :

Mengenang Tragedi di Laut Aru yang Menewaskan Komodor Yos Sudarso dan anggota TNI AL Lainnya

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 3 Oktober 2024 | 13:19 WIB

Tragedi Laut Aru yang menewaskan Komodor Yos Sudarso menjadi salah satu fase gelap angkatan bersenjata Indonesia. Siapa yang salah sebenarnya?

Hari H pukul 17.00 waktu setempat, tiga kapal mulai bergerak. KRI Harimau berada di depan, membawa antara lain Kol. Sudomo, Kol. Mursyid, dan Kapten Tondomulyo. Di belakangnya adalah KRI Macan Tutul yang dinaiki Komodor Yos Sudarso.

Sedangkan di belakang adalah KRI Macan Kumbang. Menjelang pukul 21.00, Kol. Mursyid melihat radar blips pada lintasan depan yang akan dilewati iringan tiga kapal itu. Dua di sebelah kanan dan satu di kiri. Blips tersebut tidak bergerak, menandakan kapal-kapal sedang berhenti.

Ketiga KRI kemudian melaju. Tiba-tiba terdengar dengung pesawat mendekat, lalu menjatuhkan flare yang tergantung pada parasut. Keadaan tiba-tiba menjadi terang-benderang, dalam waktu cukup lama. Tiga kapal Belanda yang berukuran lebih besar ternyata sudah menunggu kedatangan ketiga KRI.

Kapal Belanda melepaskan tembakan peringatan yang jatuh di samping KRI Harimau. Kol. Sudomo memerintahkan untuk balas menembak namun tidak mengenai sasaran. Komodor Yos Sudarso memerintahkan ketiga KRI untuk kembali. Ketiga kapal pun serentak membelok 180°. Naas, KRI Macan Tutul macet dan terus membelok ke kanan.

Kapal-kapal Belanda mengira manuver berputar itu untuk menyerang mereka. Sehingga mereka langsung menembaki kapal itu. Tembakan pertama meleset, namun tembakan kedua tepat mengenai KRI Macan Tutul.

Menjelang tembakan telak menghantam kapal, Komodor Yos Sudarso meneriakkan perintah, "Kobarkan semangat pertempuran!"

AURI berada dalam kondisi ditekan karena misi yang gagal itu. Orang mengira, kekuatan AURI mampu melayang-layang selamanya di udara dan mengawasi setiap jengkal wilayah RI. Negara superpower seperti AS pun tidak akan bisa melakukannya di era itu, apalagi kita.

Bagaimana pesawat terbang melaksanakan misi bantuan serangan udara tanpa ada koordinasi sebelumnya? Bahkan operasi itu sendiri tidak pernah dibicarakan dengan pimpinan AURI. Namun saat gagal, kesalahan ditimpakan ke pihak AURI. Untuk mengakhiri polemik, KSAU Suryadarma mengundurkan diri pada 19 Januari 1962. AURI pun berduka cita.

Gagal namun dinilai heroik

Hari Sabtu, 20 Januari 1962, diadakan rapat di Istana Bogor yang dipimpin oleh Bung Karno, untuk mengangkat Laksamana Muda Omar Dhani sebagai KSAU yang baru. Setelah itu langsung diadakan briefing mengenai peristiwa Aru.

Kolonel Mursyid sebagai komandan tim juga sudah kembali untuk memberikan paparan. Begitu paparan selesai, suasana di ruang rapat yang terletak di sayap kiri Istana Bogor itu jadi mencekam, serius, sepi, dan semua diam. Seakan-akan menikmati rasa kemenangan dan kepahlawanan.

Yos Sudarso gugur, operasi gagal, namun dinilai heroik. Keheningan kemudian dipecahkan oleh Presiden Soekarno. "Siapa yang mau tanya atau minta penjelasan?"