Find Us On Social Media :

Arsip Intisari: Latar Belakang Penjajahan Israel Atas Palestina

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 16 Juli 2024 | 11:34 WIB

Balfour Declaration atau Deklarasi Balfour yang dianggap sebagai pintu masuk pendudukan Israel kepada bangsa Palestina.

Di zaman inilah didirikan bangunan suci yang megah di Yerusalem, disebut Baitullah atau Bait Allah atau Haikal Sulaiman, yang kemegahannya selalu dikenang oleh bangsa Yahudi sepanjang zaman.

Sepeninggal Sulaiman kerajaan Israel cepat mundur karena perpecahan, sehingga sejak abad 8 SM, bangsa Israel berturut-turut dan berganti-ganti dijajah oleh bangsa Assyria, Babilonia, Persia, Yunani, dan terakhir bangsa Romawi. Ketika pada 586 SM bangsa Babilonia menyerang Israel, kota Yerusalem dan bangunan Baitullah telah dihancurkannya dan ribuan orang Israel dibuang ke Babilonia sebagai budak.

Di masa penjajahan Romawi, bangsa Israel pernah pula mencoba memberontak di tahun 70 SM, tetapi bisa ditindas dengan kejam oleh Jenderal Vespasianus dan kota Yerusalem untuk kedua kalinya dihancurkan dan dibakar.

Sejak peristiwa itu, banyak orang-orang Yahudi kemudian meninggalkan negeri mereka, dan hidup menetap tersebar di berbagai negeri, sehingga jumlah penduduk Yahudi di Palestina lambat laun menjadi menipis. Sedangkan penduduk Arab yang semula sebagai pendatang kian lama kian bertambah besar.

Arab Palestina

Sebelum agama Islam berkembang di abad 7 M, telah banyak saudagar Arab bermukim di negeri Palestina. Setelah agama Islam berkembang, dan Khalifah Umar pada tahun 637 M berhasil merebut Palestina dari tangan bangsa Romawi, maka sejak itu makin banyaklah orang Arab menetap di Palestina.

Negeri Palestina dengan Yerusalem-nya, memang tak bisa dipisahkan dengan kehidupan beragama umat Islam. Sebab di kota Yerusalem ini pula terletak salah satu bangunan suci Islam, yaitu Masjid Al-Aqsa atau Baitul Maqdis. Masjid ini merupakan salah satu di antara tiga Masjid utama Islam, dua yang lain adalah masjid Haram di Mekah dan masjid Nabawi di Madinah.

Ketiga masjid itu diutamakan karena sejarah dan kejadian-kejadian yang berlaku di dalam dan di sekitarnya. Di masjid Aqsa inilah dahulu Nabi Muhammad SAW telah memperlihatkan kemukjizatan mi'rajnya. Karena itu oleh umat Islam masjid ini dianggap suci dan menjadi salah satu tempat ziarah yang terkenal. .

Setelah bangsa Arab menetap berabad-abad di Palestina, mereka telah berkembang menjadi penduduk mayoritas atau penduduk pribumi di negeri itu. Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai orang Arab Palestina. Wajarlah kalau mereka ini kemudian menganggap Palestina sudah menjadi negeri dan tanah airnya. Seperti halnya sekarang orang-orang Amerika dan Australia, pendatang di abad 17 M itu, menganggap negeri Amerika dan Australia sebagai negeri dan tanah air mereka.

Waktu Palestina dikuasai oleh Turki (1517 — 1919), mulailah ada orang-orang Yahudi yang kembali menetap di Palestina. Sampai pada tahun 1914, jumlah penduduk Yahudi tersebut baru berjumlah 90.000 orang, di tengah-tengah mayoritas penduduk Arab. Meskipun demikian kedua bangsa itu bisa hidup berdampingan secara damai.

Pertentangan Arab-Yahudi di Palestina baru terjadi kemudian sejak Palestina dikuasai oleh Inggris (1920 — 1948), dan imigran-imigran Yahudi yang baru membanjiri Palestina dengan membawa cita-cita Zionisme, suatu cita-cita yang mengancam hak hidup bangsa Arab Palestina di negeri dan di tanah airnya sendiri.

Zionisme