4. Hasil Pemilu yang Direkayasa:
Hasil pemilu di era Orde Baru umumnya dianggap tidak mencerminkan suara rakyat yang sesungguhnya.
Kecurangan dan manipulasi suara diduga terjadi di berbagai daerah.
Kemenangan Golkar dalam setiap pemilu selalu di atas 70%, bahkan mencapai 80% pada pemilu 1992.
5. Dampak Pemilu Era Orde Baru:
Meskipun dengan segala keterbatasannya, pemilu di era Orde Baru tetap memberikan kontribusi bagi stabilitas politik nasional.
Pemilu juga menjadi sarana bagi pemerintah untuk menunjukkan legitimasinya kepada masyarakat internasional.
Baca Juga: Faktor-faktor Penyebab Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru Dan Lengsernya Soeharto
Di sisi lain, pemilu yang tidak demokratis ini turut memperpanjang kekuasaan Soeharto dan menghambat perkembangan demokrasi di Indonesia.
Kesimpulan:
Pemilu di era Orde Baru jauh dari ideal dan sarat dengan manipulasi. Sistem kepartaian yang terbatas, kampanye yang terkendali, pemilih yang diawasi, dan hasil pemilu yang direkayasa menjadi ciri khas pemilu di masa tersebut.
Meskipun demikian, pemilu tetap menjadi sarana bagi pemerintah untuk menunjukkan legitimasinya dan memberikan kontribusi bagi stabilitas politik nasional.
Penting untuk memahami ciri-ciri pemilu di era Orde Baru sebagai refleksi perjalanan demokrasi di Indonesia.
Dengan mempelajari sejarah ini, diharapkan generasi penerus dapat terus memperjuangkan demokrasi yang lebih adil dan transparan di masa depan.