Find Us On Social Media :

Ketika Buya Hamka Yakin Islam Yang Masuk Ke Indonesia Langsung Dari Arab

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 3 Juni 2024 | 13:01 WIB

Teori yang menganggap bahwa Islam masuk ke indonesia melalui para saudagar arab yang berasal dari daerah Makkah berdasarkan acuan dari berita Cina Dinasti Tang tang dikemukakan oleh Buya Hamka.

Setelah itu, dia aktif menulis beberapa buku, termasuk novel terkenal, Di Bawah Lindungan Kabah, yang terinspirasi dari perjalanannya ke Mekkah pada 1927. Setelah novel ini terbit pada 1938, Buya Hamka menulis beberapa novel, berikut beberapa di antaranya Tenggelamnya Kapal van der Wijck, Merantau ke Deli, dan lain sebagainya.

Saat Jepang menguasai Indonesia, Hamka sempat diangkat sebagai penasihat agama Jepang. Dia menerima posisi ini karena janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Tapi di sisi lain, jabatan ini membuat dirinya menjadi sasaran kritik karena dituduh sebagai kaki tangan penjajah oleh banyak orang.

Kemudian, pada masa Revolusi, Buya Hamka turut berjuang untuk mengusir Belanda dengan bergabung bersama gerilyawan di hutan-hutan di Medan.

Di Muhammadiyah, Hamka pernah menduduki jabatan-jabatan penting. Mulai dasri Ketua Muhammadiyah Cabang Padang Panjang, Anggota tetap Majelis Muhammadiyah wilayah Sumatera Tengah, Pimpinan Muhammadiyah Sumatera Timur, hingga Penasihat pimpinan pusat Muhammadiyah.

Ketika Indonesia sudah merdeka, Hamka dan keluarga memutuskan pindah ke Jakarta. Di Ibu Kota, Hamka ditunjuk sebagai pegawai Kementerian Agama dan ditugaskan untuk mengajar di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.

Di masa setelah kemerdekaan itu juga, Hamka semakin aktif di Masyumi--yang akhirnya dibubarkan karena dituduh terlibat dalam pemberontakan PRRI. Karena keterlibatannya di Masyumi, pada 27 Januari 1964, Buya Hamka dipenjara karena dituduh menggelar rapat gelap di Tangerang untuk merencanakan pembunuhan terhadap menteri agama dan Presiden Soekarno.

Dia juga disebut akan melakukan kudeta terhadap pemerintah atas sokongan dari Perdana Menteri Malaysia, Tengku Abdul Rahman.

Tapi tuduhan itu tak terbukti. Meski begitu, Buya Hamka tetap ditahan selama dua tahun empat bulan. Buya Hamka baru dibebaskan pada 1966 dan setelah itu kembali melanjutkan kiprahnya sebagai tokoh Islam.

Pada 26 Juli 1975, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dibentuk dan Buya Hamka ditunjuk untuk menjadi ketua pertamanya. Setelah banyak bersumbangsih untuk Indonesia, baik dalam bidang politik, sastra, dan keagamaan, Buya Hamka wafat pada 24 Juli 1981. Jasadnya dikebumikan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta.

Selama 57 tahun berkarya, Buya Hamka telah melahirkan 84 judul buku. Untuk mengenang jasanya bagi Indonesia, Buya Hamka ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2011.

---

Buya Hamka dikenal sebagai salah satu tokoh yang mendukung Teori Mekkah, yang menyatakan bahwa pengaruh Islam masuk ke Nusantara pada sekitar abad ke-7, dibawa langsung oleh para pedagang Arab.