Find Us On Social Media :

Lebih Dekat Dengan Penyelamat Benda Peninggalan Sejarah Kerajaan Aceh, Inilah Harun Keuchik Leumiek

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 1 Juni 2024 | 12:50 WIB

Inilah Harun Keuchik Leumiek, penyelamat benda peninggalan sejarah kerajaan Aceh.

”Gubernur Aceh saat itu, Prof. Ali Hasjmy, pernah menceritakan ke saya bahwa orang Aceh zaman dulu bikin sebuah rencong saja berbulan-bulan, bahkan ada yang lebih dari setahun. Itu sebab, hasilnya halus dengan motif-motif yang unik,” kata Harun, yang juga wartawan harian Analisa ini.

Menurut dia, kerajaan Aceh di masa lalu memiliki tak kurang dari 250 jenis perhiasan. Ini menempatkan Aceh sebagai daerah yang kaya akan benda-benda budaya berbentuk perhiasan, lebih banyak daripada provinsi mana pun di Indonesia.

Sejak memiliki kesadaran untuk menyelamatkan warisan sejarah Aceh, Harun tidak hanya menunggu penjual datang kepadanya, tetapi menjemput bola. Dia aktif memburu berbagai barang bernilai sejarah. Koleksi mula-mula menumpuk di toko.

Baru pada tahun 1975, saat memiliki rumah sendiri di Simpang Surabaya, Banda Aceh, koleksinya ditata. Harun tidak memfokuskan koleksinya pada emas dan perhiasan tempo doeloe saja. Dia berpandangan, setiap benda pasti punya pertalian dan ”benang merah” dengan masa lalu.

Itu sebab semua benda yang bernilai sejarah harus diselamatkan.

Ikut pameran

Dalam kiprahnya sebagai pengusaha emas dan kolektor benda-benda warisan budaya Aceh, Harun juga aktif mengikuti berbagai kegiatan pameran, baik di dalam maupun di luar negeri. Pameran memberi kesempatan bagi dia untuk mempelajari berbagai perkembangan model dan motif terbaru bentuk-bentuk perhiasan.

Harun juga sering tampil pada berbagai event budaya, khususnya yang menampilkan etnis Aceh. Pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-3 tahun 1988 di Blang Padang, Banda Aceh, Harun memamerkan berbagai benda seni koleksinya.

Begitu juga pada PKA ke-4, 19-29 Agustus 2004. Bukan cuma di tingkat Aceh. Pada tahun 1990, Harun mendapat kehormatan untuk memamerkan koleksinya pada pameran benda-benda kepurba- kalaan di Istana Negara, Jakarta.

Koleksi Harun mencakup hampir seluruh budaya bernilai sejarah Aceh, mulai dari mata uang kuno (dirham Aceh) peninggalan Kerajaan Islam Samudera Pasai yang pernah berlaku di abad ke-13 M, sampai peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam abad ke-18. Menurut katalog yang dimilikinya, lebih dari 80 jenis benda budaya sudah diselamatkan Harun.

Itu belum termasuk aksesoris dan pelbagai benda porselen. Kalau dijumlahkan, kata Harun, mungkin lebih dari 1.000 buah. Semua benda budaya bersejarah itu kini tersimpan rapi di rumahnya yang sebagian difungsikan sebagai museum.