Find Us On Social Media :

WFN 2024 Sebagai Etalase Kekayaan Wastra Nusantara, Dimulai Dari Solo

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 30 Mei 2024 | 07:17 WIB

Wastra Nusantara Fashion (WNF) 2024 Solo menghadirkan 40an desainer lokal yang bersinergi untuk melestarikan kekayaan wastra Nusantara.

Satu cita-cita gelaran Wastra Nusantara Fashion 2024: ingin menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan warisan budaya, warisan wastra.

Ribuan masyarakat Solo tumplek blek di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, jalan utama di kota yang terkenal dengan tengklengnya itu.

Hari itu, Solo punya beberapa gawe besar. Yang paling mencolok tentu peringatan hari ulang tahun ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

Yang meramaikan acara tersebut tentu tak hanya warga atau perwakilan Kota Solo, tapi juga kontingen daerah-daerah lain dari 38 provinsi dan kota di Indonesia yang diwakili oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).

Puncak acara tersebut pawai mobil hias dari para perwakilan Dekranasda. Iriana Joko Widodo, istri orang nomor satu di Indonesia sekaligus ketua tim penggerak PKK, hadir dalam acara tersebut, didampingi menantu tercinta, Selvi Ananda.

Baca Juga: Bagaimana Peran Batik dalam Budaya dan Warisan Indonesia?

Pawai mobil hias Dekranasda itu sangat meriah, seluruh mata warga Solo dan sekitarnya tertuju pada acara tersebut. Jika kalian kebetulan jalan-jalan di Solo di hari itu, pasti akan merasakan bagaimana ramainya Kota Batik itu hari itu.

Menurut penuturan Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas, Endang Budi Karya, setidaknya ada 102 mobil hias yang terlibat dalam acara tersebut.

Selain itu, ada 20 kereta kuda hias, pameran kriya, budaya, dan lebih dari 1.200 peserta jalan kali yang merupakan ibu-ibu PKK se-Indonesia. Mereka tampak saling bergandengan tangan mengenakan pakaian adat masing-masing.

Tak sekadar meramaikan HUT Dekranas, mobil-mobil hias itu juga memperebutkan Piala Ibu Negara. Kontingen dari Papua Pegunungan yang berhasil menggondol piala tersebut.

WNF 2024 yang curi perhatian

Di tengah keramaian itu, ternyata ada keramaian lain yang lokasinya tak berjauhan. Bertempat di Plaza Sriwedari, ada acara bertajuk Wastra Nusantara Fashion (WNF) 2024.

Ini adalah acara peragaan busana yang menampilkan kekayaan wastra Nusantara. Mulai dari batik, songket, tenun, lurik, dan lain sebagainya.

WNF 2024 menghadirkan lebih dari 40 desainer lokal, yang sebagian besar adalah desainer muda. Ada yang masih SMA, SMK, ada juga mahasiswa. Heru Mataya, Program Director WNF 2024 sekaligus inisiator gelaran ini, punya alasan sendiri kenapa mengajak para desainer muda dalam acara tersebut.

WNF 2024 adalah ajang kolaborasi yang melibatkan para desainer lokal untuk unjuk gigi dengan karya-karya kerennya. Mereka juga dituntut untuk menonjolkan keunikan motif dan jenis wastra daerahnya masing-masing.

Heru menegaskan, semangat WNF 2024 adalah untuk meneguhkan kain tradisi sebagai identitas kultural bangsa, katanya saat konferensi pers pada Senin, 13 Mei 2024 lalu.

Acara ini juga “Wadah bagi para desainer, baik junior maupun senior, untuk menunjukkan karyanya sehingga menjadi semangat bersama dalam mempromosikan wastra sebagai warisan budaya.”

Salah satu alasan kenapa WNF 2024 ada adalah pengalaman Heru Mataya yang selama 15 tahun terakhir sering berkunjung dari daerah satu ke daerah lainnya di Indonesia.

Di situlah dia tertarik dan jatuh cinta dengan kekayaan dan kekhasan wastra Nusantara. Jawa punya batik dan lurik, NTT punya tenun, di Kalimantan ada benang bintik, Sulawesi punya sarita, dan lain sebagainya.

“Meski berbeda-beda, ada satu satu benang merah dari kain-kain Nusantara itu: ketekunan dari para penenun wastra-nya yang luar biasa,” tegas Heru. “Dan itulah yang harus dilestarikan dan dijaga keberadaannya.”

Menurut rilis yang beredar, setidaknya ada 22 desainer, 22 desainer muda, dan sembilan komunitas terlibat dalam acara tersebut. Untuk bintang tamu ada Dian Oerip, Brham dari Italia, dan Essy Masita, yang mana ketiganya sudah dikenal di kalangan nasional maupun internasional. Ada juga Pasar Festival dan pameran UMKM yang ikut meramaikan gelaran ini.

WNF 2024, menurut penuturan Heru, juga menjadi bagian dari HUT ke-44 Dekranas yang berakhir pada 18 Mei 2024. Lewat WNF, Heru ingin memberi warna tersendiri pada gelaran HUT Dekranas di Solo.

“Bahwa selain kegiatan nasional, ada juga kegiatan budaya dan pariwisata lokal yang digelar dengan meriah,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa WNF 2024 juga ditujukan untuk menumbuhkan semangat UMKM yang bergerak di bidang wastra Nusantara. Karena bagaimanapun juga, bagi Heru, wastra tak sekadar kain. Lebih dari itu, wastra adalah bagian dari proses kreatif, ada makna dan filosofi di dalamnya, juga ketekunan dari para pengrajinnya.

Motif kain yang dipamerkan di acara WNF 2024 sendiri adalah batik, tenun, ulos, songket, sasirangan, lurik, dan lain sebagainya. 

“Keunikan wastra Nusantara adalah proses pembuatannya yang tidak dibuat dengan mesin, melainkan secara manual dengan bahan-bahan alami,” begitu kalimat pembuka pada rilis resminya. “Wastra telah memberi peran kebudayaan, mulai dari proses kelahiran, kehidupan, dan kematian manusia. Wastra menyimpan nilai kemuliaan dalam kehidupan … Wastra, lebih dari kain.”

Meski begitu, Heru mengakui, gelaran pertama ini masih jauh dari kata sempurna, terutama dalam hal mengkurasi para desainer yang terlibat dalam WNF 2024. Baginya, yang terpenting adalah antusiasme para desainer muda itu. “Dalam waktu yang tidak lama, ada sekitar 60-an desainer yang mendaftar saat proses open call. Setelah kami seleksi, akhirnya kami memilih 44 desainer,” terang Heru.

Baru langkah awal

WNF 2024 berjalan dengan lancar dan sukses. Deretan kursi di depan panggung peragaan busana yang disediakan penyelenggara nyaris penuh oleh pengunjung. Itu belum yang berdiri agak ke belakang. Yang datang, dari orang tua hingga anak-anak. Tak hanya wanita, pria pun banyak jumlahnya.

Heru mensyukuri pencapain tersebut. Meski begitu, dia ingin lebih baik lagi. Masih ada mimpi ke depan yang ingin dicapai sebagai kelanjutan dari gelaran tersebut. Bagaimanapun juga, itu masih awal baginya.

Untuk penyelenggaraan selanjutnya, yang tak mesti di Solo, pria berambut panjang itu ingin persiapan yang lebih matang. Mulai dari teknis hingga kurasi desainer yang terlibat di dalamnya. Paling tidak, open call akan dia lakukan jauh-jauh hari supaya mendapatkan peserta yang benar-benar mumpuni.

Selain itu, Heru juga ingin ada semacam workshop bagi para desainer muda itu sebelum memeragakan karyanya di atas panggung peragaan.

“Workshop itu nantinya akan berbentuk pendampingan yang intens untuk para desainer muda yang melibatkan para desainer yang sudah berpengalaman. Selain soal desain, akan disampaikan juga filosofi di dalamnya, tradisi yang melingkupinya, hingga bagaimana peluang marketnya,” terang Heru.

Dengan begitu, tambahnya, akan lahir para desainer muda jempolan, para perajin wastra dengan darah segar, sehingga wastra, yang merupakan bagian dari tradisi Nusantara, tetap lestari dan terjaga keberadaannya.

Tetap lestari, wastra Nusantara!

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News