Find Us On Social Media :

WFN 2024 Sebagai Etalase Kekayaan Wastra Nusantara, Dimulai Dari Solo

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 30 Mei 2024 | 07:17 WIB

Wastra Nusantara Fashion (WNF) 2024 Solo menghadirkan 40an desainer lokal yang bersinergi untuk melestarikan kekayaan wastra Nusantara.

WNF 2024 yang curi perhatian

Di tengah keramaian itu, ternyata ada keramaian lain yang lokasinya tak berjauhan. Bertempat di Plaza Sriwedari, ada acara bertajuk Wastra Nusantara Fashion (WNF) 2024.

Ini adalah acara peragaan busana yang menampilkan kekayaan wastra Nusantara. Mulai dari batik, songket, tenun, lurik, dan lain sebagainya.

WNF 2024 menghadirkan lebih dari 40 desainer lokal, yang sebagian besar adalah desainer muda. Ada yang masih SMA, SMK, ada juga mahasiswa. Heru Mataya, Program Director WNF 2024 sekaligus inisiator gelaran ini, punya alasan sendiri kenapa mengajak para desainer muda dalam acara tersebut.

WNF 2024 adalah ajang kolaborasi yang melibatkan para desainer lokal untuk unjuk gigi dengan karya-karya kerennya. Mereka juga dituntut untuk menonjolkan keunikan motif dan jenis wastra daerahnya masing-masing.

Heru menegaskan, semangat WNF 2024 adalah untuk meneguhkan kain tradisi sebagai identitas kultural bangsa, katanya saat konferensi pers pada Senin, 13 Mei 2024 lalu.

Acara ini juga “Wadah bagi para desainer, baik junior maupun senior, untuk menunjukkan karyanya sehingga menjadi semangat bersama dalam mempromosikan wastra sebagai warisan budaya.”

Salah satu alasan kenapa WNF 2024 ada adalah pengalaman Heru Mataya yang selama 15 tahun terakhir sering berkunjung dari daerah satu ke daerah lainnya di Indonesia.

Di situlah dia tertarik dan jatuh cinta dengan kekayaan dan kekhasan wastra Nusantara. Jawa punya batik dan lurik, NTT punya tenun, di Kalimantan ada benang bintik, Sulawesi punya sarita, dan lain sebagainya.

“Meski berbeda-beda, ada satu satu benang merah dari kain-kain Nusantara itu: ketekunan dari para penenun wastra-nya yang luar biasa,” tegas Heru. “Dan itulah yang harus dilestarikan dan dijaga keberadaannya.”