Find Us On Social Media :

8 Februari 1904, Ketika Belanda Mengakhiri Perang Habis-habisan Di Aceh Usai Lakukan Pembantaian

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 7 Februari 2024 | 08:17 WIB

Perang Aceh menjadi salah satu perang terberat yang dirasakan oleh Belanda. Mereka membutuhkan 30 tahun untuk memadamkannya.

Perang Aceh periode pertama (1873-1874)

Pada periode awal Perang Aceh, yang berlangsung sejak 1873 hingga 1874, Belanda menerapkan strategi perang semesta atau perang total.

Ketika itu pasukan Belanda dipimpin oleh Köhler.

Mereka berusaha untuk menguasai wilayah Aceh secara penuh dengan menggelar serangan militer besar-besaran dan pendudukan wilayah secara intensif.

Ini mencakup upaya untuk menyerang pusat-pusat kekuasaan Kesultanan Aceh dan mengontrol wilayah-wilayah strategis.

Sementara itu, masyarakat Aceh berperang dengan melibatkan Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah sebagai pemimpin perlawanan terhadap pasukan Belanda.

Berkat strategi perang yang baik, pasukan Köhler dengan diperkuat 3.000 tentara berhasil dihadapi dan dikalahkan oleh masyarakat Aceh.

Köhler pun tewas pada 14 April 1873.

Hanya 10 hari setelahnya, pertempuran meletus di berbagai wilayah, termasuk upaya merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, dengan dukungan dari beberapa kelompok pasukan.

Selain itu, pertempuran juga terjadi di Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu'uk, Peukan Bada, hingga Lambada, dan Krueng Raya.

Ribuan penduduk dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan berbagai wilayah lainnya juga bergabung dalam perjuangan tersebut.

Perang Aceh periode kedua (1874-1880)