Find Us On Social Media :

Ketika Pangeran Diponegoro Dan Kiai Mojo Bubar Jalan, Perang Jawa Pun Mudah Saja Dipadamkan

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 25 Januari 2024 | 13:17 WIB

Belanda lebih mudah memadamkan Perang Jawa telah Pangeran dan Kiai Mojo pecah kongsi. Kiai Mojo merasa, Diponegoro sudah melenceng dari cita-cita awalnya.

Dicata Carey, kita tahu basis Pangeran Diponegoro adalah Mataram, sementara basis Kiai Mojo adalah Pajang (sekarang meliputi Boyolali dan wilayah Kotapraja Surakarta).

Di akhir 1926, pasukan Diponegoro mendapatkan serangkaian kemenangan.

Saat itulah Mojo mendesak Diponegoro untuk menyerang wilayah-wilayah yang belum ditaklukkan, seperti Kalitan dan Boyolali.

Tapi Diponegoro justru menyerang Surakarta, yang oleh Kiai Mojo dianggap sebagai wilayah di bawah pengaruhnya.

Dalam babadnya, Diponegoro berceritanya bahwa Mojo dengan takabur bilang bahwa pangeran-pangeran Surakarta dulu belajar di bawah asuhan ayahnya, Kiai baderan.

Tak hanya itu, masih dalam babad yang sama, Diponegoro juga menyebut Mojo telah merendahkannya dengan bilang bahwa Kasunanan Surakarta hanya memberi sedikit dukungan untuknya.

Akhirnya, Pangeran Diponegoro menyerang Surakarta dan hasilnya mereka kalah di Gawok.

Pasukan Diponegoro dari kalangan keraton dan santri saling tuding tentang penyebab kekalahan tersebut.

Kiai Mojo secara khsusu dituduh telah dengan nekat mendesak untuk menyerang Surakarta demi kepentingan mereka sendiri.

"Apa yang sebelumnya merupakan persaingan yang mengganggu saja sekarang menjadi perselisihan terbuka," tulis Carey terkait hubungan Pangeran Diponegoro dan Kiai Mojo.

"Sejak awal Mei 1826 ... sudah terdengan kabar bahwa Diponegoro tidak mau lagi bersama Kiai Mojo seusai bulan puasa."

Begitulah, kondisi yang memburuk itu membuat Belanda akhirnya dengan mudah memadamkan Perang Jawa.