Find Us On Social Media :

Ketika Pangeran Diponegoro Dan Kiai Mojo Bubar Jalan, Perang Jawa Pun Mudah Saja Dipadamkan

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 25 Januari 2024 | 13:17 WIB

Belanda lebih mudah memadamkan Perang Jawa telah Pangeran dan Kiai Mojo pecah kongsi. Kiai Mojo merasa, Diponegoro sudah melenceng dari cita-cita awalnya.

Intisari-Online.com - Gabungan pasukan Pangeran Diponegoro dan pasukan Kiai Mojo benar-benar membuat Belanda keteteran.

Peter Carey dalam buku Kuasa Ramalan penyebut ini sebagai bergabungnya pasukan kestaria dan pasukan santri.

Tapi sayang, hubungan mesra itu pada akhirnya bubar jalan.

Dan itu, mau tak mau, memudahkan Belanda untuk memadamkan Perang Jawa.

Ada beberapa alasan kenapa keduanya, Pangeran Diponegoro dan Kiai Mojo, tak sejalan lagi.

Masing-masing punya pandangannya sendiri--sebagaimana dicatat dengan baik Carey--kenapa mereka pecah kongsi.

Pada 12 November 1828, Kiai Mojo menyerahkan diri kepada Belanda di lereng Gunung Merapi.

Dari situ Belanda tahu, pasukan Diponegoro dari kalangan keraton dan pasukan santri Kiai Mojo telah retak.

Dalam perundingan dengan Belanda, Mojo sempat mengeluarkan pernyataan:

"Usul pertama yang membuat saya rela berperang bahwa Diponegoro berjanji kepada saya untuk memulihkan agama kami.

Karena percaya hal ini, saya bergabung dengan dia sepenuh hati, tapi saya kemudian mengetahui hal ini bukan tujuannya yang sejati karena ia dengan tergesa mulai membentuk dan menata suatu keraton.

Saya menyampaikan beberapa pernyataan kepadanya yang ditanggapi dengan begitu keliru sehingga kami bertengkar sengit.