Find Us On Social Media :

Musa bin Nushair, Tokoh Yang Terlupakan Saat Menjelaskan Sejarah Masuknya Islam Di Andalusia

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 18 Januari 2024 | 16:17 WIB

Musa bin Nushair, tokoh paling tepat saat menjelaskan sejarah masuknya Islam di Andalusia.

Intisari-Online.com - Jika kita menjelaskan sejarah masuknya Islam di Andalusia, biasanya tokoh yang paling sering disebut adalah Thariq bin Ziyad.

Namanya bahkan diabadikan menjadi nama sebuah selat.

Tapi ada tokoh satu lagi yang namanya tidak sepopuler Thariq bin Ziyad, tapi ternyata dialah yang mendapat julukan "Sang Penakluk Andalusia", namaya Musa bin Nushair.

Musa bin Nushair adalah Gubernur Afrika Utara.

Dialah yang pertama kali memerintahkan Tharif bin Malik untuk penaklukan Spanyol pertama kali.

Tharif bin Malik dengan empat kapalnya menyeberangi selat yang memisahkan Maroko dengan Eropa, kemudian melakukan penaklukan.

Setelah serbuan pertama Tharif bin Malik, Musa bin Nushair memerintahkan Thariq bin Ziyad ke Spanyol pada 711.

Dengan membawa pasukan sekitar 7.000 orang, Panglima Thariq bin Ziyad berhasil menguasai Jabal Thariq atau Gibraltar.

Kala itu, umat Islam berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan Bani Umayyah yang dipimpin oleh Walid bin Abdul Malik (705-715).

Setelah berhasil menguasai Gibraltar, pasukan Islam dengan mudah mampu menguasai kota-kota di Spanyol, seperti Kordoba, Granada, Toledo, Sevilla, Zaragoza, hingga Navarre.

Pada abad ke-8, pasukan Islam telah menguasai seluruh Spanyol, Perancis tengah, dan sebagian Italia.

Oleh karena itu, Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair dianggap sebagai tokoh yang membawa Islam ke Spanyol pertama kali.

Baca Juga: Kondisi Sosial Masyarakat Andalusia Sebelum Kedatangan Bangsa Muslim

Kemenangan pasukan Islam yang terbilang cepat disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, seperti Kerajaan Visigoth di Toledo yang intoleran kepada pemeluk agama selain Kristen.

Perpecahan politik dan kondisi sosial ekonomi yang timpang pada akhirnya membuat Kerajaan Visigoth mudah dikalahkan, sehingga Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam.

Kejayaan Islam di Spanyol Setelah Spanyol berhasil dikuasai oleh Islam, Abdurrahman, keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri akibat Revolusi Abbasiyah, mendirikan pemerintahan baru di Kordoba pada tahun 756.

Pemerintahan Dinasti Umayyah di Spanyol didirikan guna menandingi kekuasaan Dinasti Abbasiyah di Bagdad.

Pada masa kekuasaan Umayyah inilah, Spanyol menjadi wilayah kekuasaan Islam yang sangat maju dan toleran.

Pemerintahan Bani Umayyah sangat menghormati hak-hak setiap orang untuk memeluk agama kepercayaan masing-masing.

Selain itu, Kordoba menjadi kota metropolitan yang maju di Eropa saat itu, karena sumbangannya di bidang ilmu pengetahuan.

Menurut catatan sejarawan di Spanyol, pada masa kekuasaan Islam terdapat sekitar 700 masjid, 60.000 kastil, dan 70 perpustakaan.

Kemajuan ilmu pengetahuan di Spanyol saat itu membuat banyak pelajar dan mahasiswa dari penjuru dunia untuk menuntut ilmu di Granada, Kordoba, Sevilla, dan Toledo.

Selain itu, perkembangan Islam dan ilmu pengetahuan di Spanyol melahirkan banyak ilmuwan, seperti Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, Al-Khatib, Ali Ibnu Hazm, Abdur Rabbi, Al-Bakri, dan Al-Idrisi.

Salah satu keajaiban dan simbol kejayaan Islam di Spanyol adalah pembangunan Madinat al-Zahra, yaitu sebuah kompleks mewah yang terbuat dari marmer, semen, gading, dan onyx.

Baca Juga: Sejarah Masuknya Islam di Andalusia, Berkat Peran Besar Bani Umayyah

Pembangunan Madinat al-Zahra atau Medina Azahara memerlukan waktu sekitar 40 tahun dan menghabiskan sepertiga dari pendapatan ekonomi Kordoba.

Memasuki abad ke-11, peradaban Islam yang dibangun di Spanyol mulai goyah.

Salah satunya disebabkan oleh serangan pasukan Kristen pimpinan Alfonso VI yang ingin merebut kembali Kota Toledo.

Serangan tersebut gagal dihalau oleh penguasa Islam di Spanyol saat itu.

Meski sudah meminta bantuan Dinasti Berber di Afrika Utara, tetapi Spanyol gagal dipertahankan.

Kota-kota yang dikuasai oleh Islam, seperti Toledo, Kordoba, Sevilla, dan Granada dikuasai kembali oleh penguasa Kristen pada akhir abad ke-15.

Setelah Islam kalah Spanyol dari pasukan Kristen, umat muslim masih ada yang tinggal di Spanyol.

Namun, seiring berjalannya waktu, hak-hak yang didapatkan oleh orang Islam dicabut oleh penguasa Kristen dan membuat banyak dari mereka yang memilih keluar dari Spanyol.

Imigran Muslim masuk Spanyol Beberapa abad setelah kemenangan kembali umat Kristen, perkembangan Islam di Spanyol menjadi tidak jelas.

Barulah pada sekitar abad ke-20, muncul gelombang imigran muslim memasuki Spanyol yang didominasi oleh orang-orang Islam Maroko.

Mereka kemudian membentuk komunitas-komunitas dan ditambah dengan kehadiran muslim dari Amerika Latin dan Eropa Timur.

Perkembangan Islam di Spanyol sekarang tidak begitu signifikan.

Pada 2016, terdapat sekitar 2 juta umat muslim atau sekitar 4 persen dari total populasi Spanyol.

Lebih dari setengah dari umat muslim di Spanyol adalah imigran tanpa kewarganegaraan Spanyol.

Kendati demikian, perkembangan tersebut tetap dibarengi dengan dibangunnya pusat keagamaan Islam di beberapa wilayah Spanyol.

Siapakah Musa bin Nushair?

Musa bin Nushair merupakan gubernur Afrika Utara di bawah kekuasaan khalifah Umayyah Al-Walid I.

Seperti disebut di awal, dialah inisiator penaklukan atas wilayah Andalusia--sekarang Spanyol.

Terkait latar belakangnya, ada yang bilang, ayahnya berasal dari klan semi-nomaden Lakhmid yang tinggal di sebelah timur sungai Efrat dan merupakan sekutu Sassania.

Ada juga yang bilang, dia berasal dari konfederasi Banu Bakr.

Sebuah catatan menyatakan bahwa ayah Musa ditawan setelah jatuhnya kota Ayn al-Tamr di Mesopotamia pada 633.

Menurut catatan, ayahnya adalah seorang Kristen Arab, tapi ada juga yang bilang dia adalah pria Arab dari suku Bali di Palestina.

Sebagai seorang budak, ayah Musa mengabdi pada Abdulaziz ibn Marwan (Gubernur Mesir dan putra khalifah Marwan I).

Setelah dibebaskan, ayahnya kembali ke Suriah di mana Musai dilahirkan sekitar tahun 640.

Musa diangkat menjadi salah satu gubernur Irak oleh khalifah Abd al-Malik, bersama dengan saudara laki-laki khalifah, Bishr ibn Marwan.

Ketika itu Musa kena masalah lantaran hilangnya uang pajak.

Musa diberi dua pilihan sulit: membayar denda yang sangat besar atau membayar dengan kepalanya.

Abdulaziz bin Marwan yang membebaskan Nushair kemudian membahas denda Musa dan bertanggung jawab atas penunjukkan sebagai Gubernur di Afrika Utara.

Tugasnya sebagai Gubernur Afrika adalah merampungkan penaklukan Afrika Utara, Kepulauan Balearic, dan Sardinia.

Dia adalah gubernur Afrika Utara pertama yang tidak menjadi bawahan gubernur Mesir.

Dia juga adalah jenderal Muslim pertama yang merebut Tangier dan mendudukinya.

Capainnya yang lain, menaklukkan Sous dan seluruh bagian utara Maroko.

Karena harus menghadapi serangan dari angkatan laut Bizantium, Musa kemudian kemudian membangun armada lautnya sehingga bisa menaklukkan Ibiza, Mallorca, dan Menorca.

Dan puncak kariernya adalah ketika memerintahkan untuk menaklukkan Andalusia, seperti sudah disinggung di awal.

Musa meninggal saat menunaikan ibadah haji bersama Sulaiman sekitar tahun 715–716.

Itulah sosok Musa bin Nushair, sosok yang paling tepat saat menjelaskan sejarah masuknya Islam di Andalusia.

Baca Juga: Perbedaan Kemajuan Islam Bani Umayyah di Damaskus dengan di Andalusia