Find Us On Social Media :

Arie Frederik Lasut, Bapak Pertambangan Indonesia, Pahlawan Nasional, Ditembak Mati Belanda Karena Ogah Kerja Sama

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 5 Januari 2024 | 16:17 WIB

Arie Frederik Lasut, bapak pertambangan Indonesia yang juga Pahlawan Nasional. Karena menolak direkrut, Belanda menculik dan menembaknya hingga mati.

Presiden Soekarno kemudian menginstruksikan untuk mengambil alih instansi-instansi pemerintahan dari Jepang.

Arie pun turut terlibat dalam pengambilalihan jawatan geologis dari Jepang yang selesai dengan damai.

Demi menghindari agresi Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, kantor jawatan geologi sempat berpindah ke Tasikmalaya, Magelang, dan Yogyakarta.

Selama kepemimpinan Arie dalam jawatan tersebut juga dibuka sekolah pelatihan geologis.

Selain jasanya di jawatan, Arie juga aktif terlibat dalam organisasi Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) yang bertujuan untuk membela kemerdekaan Indonesia.

Arie juga sempat menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat.

Berkat pengetahuannya perihal pertambangan dan geologi di Indonesia, Arie menjadi incaran pihak Belanda.

Tapi Arie tidak pernah setuju untuk bekerja sama dengan mereka.

Pada 7 Mei 1949, Arie diculik oleh pihak Belanda dari rumahnya.

Dia dibawa ke Pakem, sekitar 7 kilometer di Utara Yogyakarta.

Di sana, Arie ditembak mati.

Arie dibunuh oleh pihak Belanda karena ia selalu menolak tawaran kerja sama dengan Belanda perihal pertambangan dan geologi.

Beberapa bulan kemudian, jenazahnya dipindahkan ke pekuburan Sasanalaya Jalan Ireda di Yogyakarta pada Desember 1947.

Untuk menghargai jasanya, Arie Frederik Lasut dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada 20 Mei 1969.

Itulah riwayat singkat Arie Frederik Lasut, bapak pertambangan Indonesia yang juga Pahlawan Nasional.