Find Us On Social Media :

Arie Frederik Lasut, Bapak Pertambangan Indonesia, Pahlawan Nasional, Ditembak Mati Belanda Karena Ogah Kerja Sama

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 5 Januari 2024 | 16:17 WIB

Arie Frederik Lasut, bapak pertambangan Indonesia yang juga Pahlawan Nasional. Karena menolak direkrut, Belanda menculik dan menembaknya hingga mati.

Dia menjadi salah satu siswa terpilih untuk melanjutkan sekolah gurunya di HIK Bandung.

Tapi baru setahun di Bandung, Arie memutuskan untuk tidak menjadi guru.

Arie pindah ke Jakarta untuk mengikuti pelajaran di Algemeene Middelbare School (AMS), Sekolah Menengah Atas pada zaman kolonial Belanda di Indonesia.

Pada 1937, Arie lulus dari AMS dan melanjutkan pendidikan di Geneeskundige Hooge School (sekolah kedokteran).

Tetapi, karena kesulitan dana, Arie harus berhenti dari sekolahnya.

Pada 1938, Arie mulai bekerja di Departement van Ekonomische Zaken (Departemen Urusan Ekonomi).

Setahun kemudian, Arie masuk ke Techniche Hoogeschool te Bandung (Sekolah Teknik Bandung).

Tapi lagi-lagi dia harus berhenti karena kesulitan dana.

Arie kemudian mendapat beasiswa dari Dienst van den Mijnbouw (Jawatan Pertambangan) untuk menjadi asisten geolog.

Pada saat itulah Indonesia mulai mendapat serangan dari pasukan Jepang, 1942.

Semasa pendudukan Jepang di Indonesia, Arie bekerja di Chorisitsu Chosayo (Jawatan Geologis) di Bandung.

Pada 17 Agustus 1945, Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.