Penulis
Intisari-Online.com -Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara.
Kerajaan ini berdiri sejak abad ke-8 hingga abad ke-10 Masehi.
Namun, apakah kamu tahu apakah yang menyebabkan perpindahan kerajaan Mataram Kuno ke daerah timur Pulau Jawa?
Apakah ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi keputusan tersebut?
Bagaimana dampaknya bagi perkembangan kerajaan dan budaya Nusantara?
Artikel ini akan membahas beberapa teori yang diajukan oleh para ahli untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mari kita simak bersama!
Ibu kota Mataram Kuno di Jawa Tengah
Pada awal berdirinya, Kerajaan Mataram Kuno menempatkan ibu kotanya di Poh Pitu, yang berada di antara daerah Jawa Tengah bagian selatan (Magelang atau Kedu) dan Yogyakarta.
Namun, hingga kini belum diketahui pasti di mana letak Poh Pitu.
Dari Poh Pitu, pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno dipindah ke arah timur, kemungkinan di sekitar Sragen atau di wilayah Purwodadi-Grobogan oleh Rakai Panangkaran, yang menggantikan Raja Sanjaya.
Baca Juga: Perbedaan Dua Dinasti Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra pada Kerajaan Mataram Kuno
Setelah Rakai Panangkaran (760-780 M) wafat, Kerajaan Mataram Kuno terbagi menjadi dua.
Dinasti Sanjaya menguasai Kerajaan Mataram Kuno yang berhaluan Hindu di Jawa Tengah bagian utara.
Sedangkan Dinasti Syailendra menguasai Kerajaan Mataram Kuno yang berhaluan Buddha di Jawa Tengah bagian selatan.
Pada zaman pemerintahan Rakai Pikatan (840-856 M), ibu kota kerajaan terletak di Mamrati, yang dekat dengan Poh Pitu.
Lalu, dikembalikan lagi ke Poh Pitu pada masa pemerintahan Dyah Balitung (898-915 M) dan dipindah ke Bhumi Mataram (Yogyakarta) saat diperintah oleh Dyah Wawa (924 M).
Dipindahkan ke Jawa Timur
Pada 929 M, ibu kota Mataram Kuno dipindahkan oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai alasan pemindahan pusat kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, yaitu:
1. Serangan dari Kerajaan Sriwijaya (670-1025 Masehi)
Salah satu faktor yang menyebabkan pemindahan pusat pemerintah kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah serangan dari Kerajaan Sriwijaya, Kids.
Akibat serangan itu, Jawa Tengah jatuh ke tangan pasukan Kerajaan Sriwijaya.
Baca Juga: Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Kuno, Termasuk Dipimpin 2 Dinasti
Raja Dyah Wawa tewas dalam serangan tersebut sehingga tidak ada lagi alasan bagi Empu Sindok untuk tetap berada di Jawa Tengah.
Empu Sindok tidak hanya memindahkan pusat pemerintahan sebagai penerus dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah, tetapi juga mendirikan wangsa baru yaitu Wangsa Isyana.
2. Faktor Persoalan Ekonomi dan Perdagangan
Faktor lain yang menyebabkan pemindahan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno adalah ekonomi dan perdagangan.
Pada masa keemasan Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah, mulai dari pemerintahan Raja Panangkaran hingga Raja Balitung, mereka membangun banyak candi suci yang besar dan mewah.
Candi-candi itu adalah Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Boko, Candi Prambanan, Candi Borobudur, dan lain-lain.
Hal ini menunjukkan kebesaran dan kejayaan kerajaan, tetapi juga memberatkan rakyat dan mengurangi waktu mereka untuk berkegiatan ekonomi, ya.
3. Jawa Timur Memiliki Wilayah yang Subur
Tahukah kamu? Jawa Timur memiliki wilayah yang subur untuk bercocok tanam padi dan secara ekonomi lebih menguntungkan.
Hal ini didukung oleh adanya pelabuhan dan sungai-sungai, seperti Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat mendukung dalam perdagangan dengan dunia luar.
Oleh karena itu Empu Sindok memerintahkan pemindahan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur dengan alasan itu, Kids.
Baca Juga: Kehidupan Sosial Kerajaan Mataram Kuno, Terbagi dalam 4 Kasta
4. Kondisi Sosial Politik
Kondisi sosial politik menjadi salah satu penyebab pemindahan pusat pemerintah Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur.
Kondisi sosial politik yang tidak stabil disebabkan oleh perang merebut kekuasaan antara kerabat istana sendiri.
Diketahui bahwa Raja Balitung digulingkan oleh Empu Daksa yang bersekutu dengan Rakai Gurunwangi.
5. Bencana Alam Akibat Letusan Gunung Merapi
Pada masa pemerintahan Dyah Wawa (924-929 M) terjadi bencana alam akibat letusan Gunung Merapi.
Bencana alam ini disertai dengan gempa bumi, hujan batu dan abu, serta banjir lahar yang dahsyat sehingga menyebabkan kerusakan di wilayah ibu kota Mataram Kuno di Jawa Tengah.
Demikianlah penjelasan tentangapakah yang menyebabkan perpindahan kerajaan Mataram Kuno ke daerah timur Pulau Jawa.Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita.
Baca Juga: Letak Geografis Kerajaan Mataram Kuno, Ada Dua Gegara Letusan Merapi