Find Us On Social Media :

Ketika Belanda Tuduh Indonesia Langgar Gencatan Senjata, di Balik Peristiwa Agresi Militer Belanda I

By Afif Khoirul M, Kamis, 2 November 2023 | 18:30 WIB

Agresi Militer Belanda I ketika Yogyakarta direbut Belanda.

- Pembentukan RIS harus dilakukan secara demokratis dan sesuai dengan aspirasi rakyat Indonesia yang menginginkan negara kesatuan.

Baca Juga: Peristiwa Uang Indonesia Pertama Kali Dicetak dan Diedarkan Pada 30 Oktober 1946 Sebagai Simbol Kedaulatan Negara

- Kerja sama dengan Belanda harus dilakukan atas dasar kemitraan yang setara dan saling menguntungkan.

Agresi Militer Belanda I

Belanda tidak puas dengan jawaban-jawaban yang diberikan oleh Indonesia dan merasa bahwa perjanjian Linggarjati telah gagal.

Oleh karena itu, pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan serangan besar-besaran terhadap Indonesia yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.

Serangan ini melibatkan sekitar 100.000 tentara Belanda dan sekutunya, serta 300 pesawat udara.

Serangan ini bertujuan untuk menguasai wilayah-wilayah strategis di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Indonesia tidak tinggal diam dan melakukan perlawanan terhadap serangan Belanda.

Tentara Republik Indonesia (TRI) yang berjumlah sekitar 45.000 bersama dengan rakyat sipil berjuang dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Meskipun mengalami keterbatasan dalam hal persenjataan dan logistik, Indonesia berhasil menimbulkan kerugian yang besar bagi Belanda, baik dalam hal korban jiwa maupun materi.

Agresi Militer Belanda I berlangsung selama sembilan minggu dan berakhir pada tanggal 4 Oktober 1947, ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi nomor 27 yang memerintahkan Belanda dan Indonesia untuk menghentikan permusuhan dan kembali ke meja perundingan.