Beberapa contoh perbedaan bahasa Jawa antara Suriname dan Indonesia adalah sebagai berikut:
- Kata ganti orang pertama tunggal "aku" di Suriname diganti dengan "mi" yang berasal dari bahasa Sranan . Contoh: "Mi seneng mangan nasi" (Aku suka makan nasi).
- Kata ganti orang kedua tunggal "kowe" di Suriname diganti dengan "yu" yang berasal dari bahasa Sranan . Contoh: "Yu iso nyanyi?" (Kamu bisa nyanyi?).
Baca Juga: Tak Disangka! Ini Dia 5 Negara di Dunia Dengan Penduduk Orang Jawa
- Kata ganti orang ketiga tunggal "deweke" di Suriname diganti dengan "a" yang berasal dari bahasa Sranan . Contoh: "A lagi tidur" (Dia lagi tidur).
- Kata sapaan "mas" dan "mbak" di Suriname diganti dengan "bhai" dan "bahin" yang berasal dari bahasa Hindustani. Contoh: "Bhai, apa kabar?" (Mas, apa kabar?).
- Kata penunjuk tempat "kene" dan "kono" di Suriname diganti dengan "dya" dan "dono" yang berasal dari bahasa Hindustani . Contoh: "Dya ada warung" (Di sini ada warung).
- Kata penegasan "kok" di Suriname diganti dengan "toh" yang berasal dari bahasa Belanda . Contoh: "Toh, mi bilang begitu" (Kok, aku bilang begitu).
Kehidupan Masyarakat
Orang-orang Jawa di Suriname memiliki kehidupan masyarakat yang beragam dan dinamis. Mereka terlibat dalam berbagai bidang pekerjaan, seperti pertanian, perdagangan, industri, pendidikan, politik, seni, dan budaya.
Mereka juga memiliki organisasi-organisasi sosial, seperti asosiasi kampung, lembaga pendidikan, yayasan keagamaan, partai politik, dan kelompok seni.
Orang-orang Jawa di Suriname juga memelihara tradisi-tradisi budaya mereka, seperti upacara-upacara adat, musik-musik tradisional, tarian-tarian klasik, pakaian-pakaian khas, makanan-makanan lezat, dan permainan-permainan rakyat.