Find Us On Social Media :

Teruo Nakamura, Tentara Jepang Terakhir yang Menyerah di Indonesia

By Afif Khoirul M, Senin, 3 Juli 2023 | 18:00 WIB

Sosok Teruo Nakamura, tentara Jepang terakhir yang menyerah ke Indonesia.

Pemerintah Jepang menganggap Nakamura sebagai warga negara Taiwan, karena ia lahir di sana saat Taiwan masih menjadi bagian dari Jepang.

Baca Juga: Sosok Masabumi Hosono, Penumpang Titanic yang Dihujat karena Selamat

Pemerintah Taiwan menganggap Nakamura sebagai warga negara Republik Tiongkok, karena ia lahir di sana saat Republik Tiongkok masih berkuasa di Taiwan.

Kedua negara juga berselisih tentang apakah Nakamura layak mendapatkan gaji dan pensiun sebagai tentara Jepang atau tidak.

Pemerintah Jepang awalnya menolak untuk memberikan gaji dan pensiun kepada Nakamura, dengan alasan bahwa ia bukan warga negara Jepang dan bahwa ia tidak berada di bawah perintah militer Jepang saat ia menyerah.

Namun, setelah mendapat tekanan dari opini publik dan media, pemerintah Jepang akhirnya setuju untuk memberikan gaji dan pensiun kepada Nakamura sebesar 68 juta yen (sekitar 9,5 miliar rupiah) pada tahun 1975.

Pemerintah Taiwan juga memberikan gaji dan pensiun kepada Nakamura sebesar 20 juta dolar Taiwan (sekitar 9,7 miliar rupiah) pada tahun yang sama.

Repatriasi

Nakamura kembali ke Taiwan pada tanggal 13 Maret 1975, setelah menjalani pemeriksaan kesehatan dan psikologis di Jakarta.

Ia disambut oleh keluarganya, termasuk istrinya yang telah menikah lagi dengan pria lain, dan empat anaknya yang telah dewasa.

Juga disambut oleh pejabat-pejabat pemerintah Taiwan dan Jepang, serta wartawan-wartawan dari berbagai media. Ia diberi nama baru oleh pemerintah Taiwan, yaitu Lee Guang-Hui (李光輝), sebuah nama yang baru ia ketahui setelah ia direpatriasi.

Nakamura tinggal di sebuah rumah sederhana di desa asalnya, Tamazato, di Kabupaten Taitung, Taiwan.

Ia bekerja sebagai petani dan menjalani kehidupan yang tenang dan sederhana. Ia jarang berbicara dengan orang lain dan lebih suka menyendiri. Ia juga tidak pernah kembali ke Jepang atau Indonesia.

Kemudian meninggal dunia pada tanggal 15 Juni 1979, akibat serangan jantung.

Dia dimakamkan di desanya dengan upacara militer yang dihadiri oleh pejabat-pejabat pemerintah Taiwan dan Jepang.