Find Us On Social Media :

Labuhan Merapi, Upacara Adat Terhubung Dengan Penunggu Merapi Sejak Era Kerajaan Mataram Islam

By Afif Khoirul M, Senin, 26 Juni 2023 | 09:15 WIB

Tradisi labuhan Merapi kerajaan Mataram Yogyakarta.

Ubarampe yang diantar berupa pakaian-pakaian keraton, kain-kain batik, bunga-bunga, buah-buahan, makanan-makanan tradisional, dan lain-lain.

Ubarampe ini kemudian diserahkan kepada juru kunci Gunung Merapi yang saat ini dijabat oleh Wedana Suraksa Harga atau Pak Asih, anak kandung Mbah Maridjan.

Pada hari berikutnya, ubarampe dibawa menuju kawasan Sri Manganti yang terletak di Pos 1 Pendakian Gunung Merapi dengan ketinggian 1532 Mdpl.

Di sini, ubarampe diserahkan kepada para abdi dalem keraton yang bertugas sebagai pelaksana upacara Labuhan Merapi.

Abdi dalem kemudian membawa ubarampe menuju lokasi labuhan yang berada di lereng Gunung Merapi dengan berjalan kaki selama kurang lebih dua jam.

Di lokasi labuhan, abdi dalem melakukan doa bersama dan memanjatkan harapan agar Gunung Merapi tetap tenang dan tidak meletus.

Setelah itu, ubarampe dilemparkan ke arah puncak Gunung Merapi sebagai simbol penyerahan kepada para penunggu dan penjaga Gunung Merapi.

Prosesi Labuhan Merapi kemudian ditutup dengan acara syukuran bersama masyarakat sekitar.

Apa makna Labuhan Merapi?

Labuhan Merapi merupakan salah satu tradisi kebudayaan yang menunjukkan bauran antara Islam dan Jawa dalam masyarakat Yogyakarta.

Tradisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Yogyakarta menghormati dan menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan.

Baca Juga: 17 Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, dari Candi Hingga Prasasti