Find Us On Social Media :

Tersebar di Seantero Bumi, Mengapa Hanya Umat Hindu Bali yang Merayakan Nyepi?

By Ade S, Selasa, 21 Maret 2023 | 17:46 WIB

Ilustrasi Nyepi. Mengapa hanya umat Hindu di Bali yang merayakan Nyepi?

Biasanya ogoh-ogoh akan dibawa dengan cara diangkat oleh beberapa orang sambil berkeliling desa dengan iringan musik gamelan bleganjur pada malam sebelum Nyepi.

Ogoh-ogoh juga sering disertai dengan api unggun dan petasan untuk menambah kesan bising.

Tujuan dari arak-arakan ogoh-ogoh adalah untuk mengusir roh-roh jahat atau bhuta kala yang berkeliaran di bumi pada saat pergantian tahun baru Saka.

Dengan membuat kebisingan dan keramaian, diharapkan roh-roh jahat akan terkecoh dan lari menjauh dari pulau Bali.

Setelah itu, ogoh-ogoh biasanya dibakar di tempat pemakaman atau sema sebagai simbol pemurnian diri.

Alasan Nyepi Hanya Dirayakan di Bali

Umat Hindu di negara lain tidak merayakan Nyepi karena tradisi ini khusus berkembang di Bali yang memiliki sejarah dan budaya yang berbeda dengan umat Hindu di India atau negara lain.

Sementara itu, umat Hindu di Bali mengikuti ajaran Hindu Dharma yang merupakan bentuk sinkretisme antara agama Hindu dengan kepercayaan lokal.

Nyepi juga dipengaruhi oleh kalender Saka yang digunakan oleh masyarakat Hindu-Buddha di Indonesia sejak abad ke-8 Masehi.

Di sisi lain, melansir kompas.com, Selasa (21//3/2023), umat Hindu di negara lain biasanya merayakan tahun baru berdasarkan kalender Vikram Samvat yang dimulai pada tahun 57 SM dan memiliki perbedaan 135 tahun dengan kalender Masehi.

Tahun baru Vikram Samvat jatuh pada bulan Chaitra (Maret-April) dan dirayakan dengan nama-nama yang berbeda-beda seperti Ugadi, Gudi Padwa, Cheti Chand, Navreh, Baisakhi, Puthandu, Vishu, Pohela Boishakh, Bihu, Songkran, Thingyan, Aluth Avurudda dan Sinhala Tamil New Year.

Baca Juga: Berawal Dari Peperangan di India Pada Zaman Kuno, Begini Sejarah Hari Raya Nyepi Sampai Masuk ke Indonesia