Find Us On Social Media :

Berawal Dari Peperangan di India Pada Zaman Kuno, Begini Sejarah Hari Raya Nyepi Sampai Masuk ke Indonesia

By Afif Khoirul M, Senin, 20 Maret 2023 | 19:30 WIB

Ilustrasi - Perayaan Nyepi di Bali.

Selain itu, umat Hindu juga melakukan tapa brata penyepian atau empat hal yang harus dilakukan selama Nyepi, yaitu manacika warsa (menenangkan pikiran), wacika warsa (menjaga ucapan), kayika warsa (menjaga perbuatan), dan swadhyaya brata (membaca kitab suci).

Selama Nyepi berlangsung, seluruh aktivitas di Bali berhenti. Tidak ada kendaraan lalu lalang di jalan raya.

Bandara dan pelabuhan ditutup selama 24 jam. Lembaga penyiaran radio dan televisi tidak bersiaran.

Provider jasa seluler dan internet diminta untuk mematikan data seluler/internet.

Masyarakat tidak diperkenankan menyalakan petasan/mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian, lampu penerangan, dan sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Hari Raya Nyepi dan membahayakan ketertiban umum.

Penegakan aturan Nyepi dilakukan oleh prajuru desa adat, pecalang (penjaga adat), aparat desa/kelurahan, serta aparat keamanan terkait.

Pecalang merupakan kelompok masyarakat adat yang bertugas menjaga ketertiban desa adat saat perayaan hari-hari besar seperti Nyepi.

Pecalang biasanya mengenakan pakaian serba hitam dengan penutup kepala putih sebagai tanda identitas mereka.

Setelah Nyepi selesai pada keesokan harinya pukul 06.00 Wita, umat Hindu di Bali melaksanakan Ngembak Geni atau Ngembak Agni yang artinya menyalakan api kembali.

Pada hari ini juga dilaksanakan Dharma Shanti atau ritual perdamaian antara sesama manusia maupun dengan alam semesta.

Di beberapa daerah seperti Desa Adat Sesetan Denpasar Selatan juga ada tradisi unik bernama Omed-Omedan atau festival cium-cium antara pemuda-pemudi setempat sebagai simbol kesuburan dan kesejahteraan.