Find Us On Social Media :

Berawal Dari Peperangan di India Pada Zaman Kuno, Begini Sejarah Hari Raya Nyepi Sampai Masuk ke Indonesia

By Afif Khoirul M, Senin, 20 Maret 2023 | 19:30 WIB

Ilustrasi - Perayaan Nyepi di Bali.

Prasasti Canggal juga menyebutkan nama Rakai Pikatan sebagai raja keturunan Sanjaya yang menikahi putri Sri Kahulunnan dari Wangsa Sailendra dari Sriwijaya.

Prasasti Canggal merupakan salah satu prasasti tertua di Jawa yang menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, dua unsur kebudayaan India yang dibawa oleh para pedagang dan pendeta dari India melalui perdagangan.

Salah satu wilayah yang menerima pengaruh kalender saka dan kebudayaan Hindu-Buddha dari India adalah Bali.

Dari kalender Saka ini kemudian munculah perayaan Nyepi yang dianggap sakral oleh umat Hindu.

Di Bali, perayaan Nyepi menjadi salah satu hari suci yang paling penting bagi umat Hindu.

Nyepi di Bali memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan perayaan Nyepi di daerah lain.

Sebelum Nyepi tiba, ada beberapa rangkaian prosesi yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali. Termasuk di antaranya prosesi melasti, tawur agung kesanga, dan malam pengerupukan.

Melasti adalah upacara penyucian diri dan alam dengan mengarak sarana persembahyangan ke pantai atau sumber air suci.

Tawur agung kesanga adalah upacara pengorbanan untuk menyucikan bhuana alit dan bhuana agung dari segala kotoran dan gangguan.

Malam pengerupukan adalah upacara pembakaran ogoh-ogoh atau boneka simbolisasi buta kala sebagai bentuk bhuta yadnya atau pengusiran roh-roh jahat.

Pada hari Nyepi itu sendiri, umat Hindu di Bali melakukan catur brata penyepian atau empat larangan utama, yaitu amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

Baca Juga: Cek Kalender Merah Maret 2022, Ada Satu Tanggal Merah, Jangan Lewatkan Hari Film Nasional 30 Maret dan Peringatan Lainnya