Find Us On Social Media :

Apa yang Dilakukan Terhadap Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia Setelah Kita Menghargainya?

By Khaerunisa, Jumat, 23 Desember 2022 | 15:50 WIB

Ilustrasi. Apa yang dilakukan terhadap kekayaan bangsa Indonesia setelah kita menghargainya?

Intisari-Online.com - Apa yang dilakukan terhadap kekayaan bangsa Indonesia setelah kita menghargainya?

Pertanyaan "Apa yang dilakukan terhadap kekayaan bangsa Indonesia setelah kita menghargainya?" terdapat pada halaman 141 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki kekayaan dan keragaman budaya.

Kekayaan dan keragaman yang telah terbentuk melalui proses panjang, melalui interaksi antarsuku di Indonesia maupun hasil persinggungan dengan budaya bangsa lain.

Pada bagian 3 unit 2 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X dipelajari bagaimana mengenali, menyadari, dan menghargai identitas.

Kekayaan dan keragaman budaya itu terbentuk melalui proses panjang melalui interaksi antarsuku di Indonesia maupun hasil persinggungan dengan budaya bangsa lain.

Menghargai keragaman adalah salah satu bentuk ketaatan kita pada hukum alam.

Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala keragaman identitas yang melekat padanya.

Menyadari dan menghormati keragaman, tak hanya sebagai cara mengenali sesama tetapi juga memuliakan ciptaan-Nya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, hingga tahun 2010, ada 1300-an lebih suku bangsa di Indonesia.

Sementara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud) telah memetakan dan memverifikasi 718 bahasa daerah di Indonesia.

Baca Juga: Apa Kesepakatan Tentang Dasar Negara yang Dihasilkan dari Anggota BPUPKI yang Memiliki Keragaman Latar Belakang Agama dan Budaya?

Agama-agama yang dianut oleh penduduk Indonesia, jumlahnya juga banyak.

Selain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, kita juga mengenal agama-agama lokal seperti Parmalim, Sunda Wiwitan, Kaharingan, Marapu, dan lain sebagainya.

Tak hanya menghormati dan menghargai kebudayaan-kebudayaan yang ada, baik dalam sebuah negara atau kebudayaan antarnegara.

Setelah menghargainya, sebaiknya kita juga membangun sebuah kerja nyata yang menunjukkan bagaimana perbedaan itu bisa mendorong harmonisasi.

Kolaborasi antarbudaya bisa menjadi agenda berikutnya.

Pada bagian 3 unit selanjutnya, yaitu unit 3, dipelajari tentang kolaborasi antarbudaya di Indonesia.

Kolaborasi merupakan sebuah sebuah kerja sama yang dilakukan, baik individu maupun kelompok.

Mereka yang terlibat dalam kerja sama itu mendasarkan dirinya pada nilai yang disepakati, komitmen yang dijaga serta keinginan untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa perbedaan latar belakang budaya, tidak menghalangi siapapun untuk bisa bekerja bersama-sama.

Dengan semangat kolaboratif, jati diri yang berbeda itu bisa bergandengan tangan menciptakan prakarya kebudayaan.

Karena bersifat kolaborasi, maka identitas-identitas yang turut di dalamnya tidak kehilangan jati dirinya.

Baca Juga: Serdadu Eropa dan 'Pasukan Kecil' Sarina: Para Perempuan Muda si Gundik yang Cantik dan Genit

Dengan hal itu pula, kita sekaligus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya yang ada dan kita miliki agar tidak luntur.

Itu juga seperti gambaran tentang jati diri bangsa Indonesia yang berasal dari keragaman identitas yang masih sangat terjaga.

Meski, dalam satu waktu, ada pula identitas yang secara bersama-sama disepakati sebagai identitas nasional.

Indonesia adalah negara yang memayungi berbagai kebudayaan di dalamnya.

Kebinekaan budaya difasilitasi dan dimajukan.

Tak hanya itu, Indonesia memfasilitasi segala macam ragam kebudayaan yang berkolaborasi dari Sabang sampai Merauke.

Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan dari Aceh hingga Papua.

Baca Juga: Pertanda Apa Kelelawar Masuk Rumah Malam Hari Menurut Primbon Jawa?

(*)