Find Us On Social Media :

Kemarahan Putri Candrawathi kepada Ferdy Sambo atas Kematian Brigadir J

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 12 Desember 2022 | 18:58 WIB

Terdakwa pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Putri Candrawathi.

Intisari-Online.comPutri Candrawathi mengaku sempat marah kepada Ferdy Sambo.

Hal ini diungkapkan Putri saat menjadi saksi dalam perkara pembunuhan berencana Brigadir Yosua atas terdakwa Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022), sebagaimana diwartakan Tribunnews.com.

Awalnya, Putri mengaku baru mengetahui jika Yosua tewas dalam aksi penembakan di rumah dinas di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan sehari setelah kejadian atau pada 9 Juli 2022.

"Kapan saudara mengetahui Yosua meninggal?" tanya Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso.

"Tanggal 9 juli (2022)," jawab Putri.

Saat itu, Putri menyebut tengah berada di kamar rumahnya bersama Ferdy Sambo.

Dia menanyakan perihal kejadian yang terjadi di rumah dinas sehari sebelumnya.

"Waktu itu Pak Ferdy Sambo ada di kamar sama saya, saya menanyakan kemarin ada kejadian apa di 46 (rumah dinas), terus suami saya sampaikan bahwa Richard menembak Yosua hingga meninggal dunia," ucapnya.

Putri mengaku jika Ferdy Sambo menceritakan telah terjadi insiden tembak-menembak antara kedua anak buahnya itu yang disebabkan karena pelecehan seksual yang dialami Putri.

Cerita itu, kata Putri, juga sudah diinformasikan kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

"Suami saya sudah melaporkan ke Pak Kapolri bahwa peristiwa itu terjadi karena tembak menembak antara Yosua dan Richard disebabkan karena Yosua melecehkan saya," ucap Putri.

Baca Juga: Kemarin Salahkan Mesin 'Lie Detector,' Kini Kuat Ma’ruf Laporkan Hakim PN Jaksel ke KY

Mendengar cerita itu, Putri mengaku marah dengan suaminya karena dilibatkan dalam kasus yang menewaskan Yosua.

Ia marah karena dilibatkan saat Sambo merekayasa kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

"Lalu saya kaget dan saya marah kepada Pak Sambo saat itu dan saya menangis."

"Ssaya sampaikan kepada suami saya kenapa saya diikut-ikut dalam peristiwa tersebut, saya menangis, lalu suami saya pergi keluar dari kamar," ungkap Putri.

Bharada E Ungkap Peran Putri Candrawathi

Sebelumnya, Bharada E telah mengungkap peran Putri Candrawathi dalam skenario pembunuhan Brigadir J.

Berawal saat Bharada E diminta ke Lantai 3 rumah pribadi Ferdy Sambo di Saguling oleh Ricky Rizal saat hari peristiwa pembunuhan, 8 Juli 2022.

Saat itu, Richard Eliezer langsung menghadap Ferdy Sambo.

Kemudian, ia ditanya terkait dengan peristiwa di Magelang yang disebut ada tindak pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J.

Kemudian, Ferdy Sambo meminta Richard Eliezer mengeksekusi mati Brigadir J dengan senjata api.

"Saya kaget, saya disuruh bunuh orang ini, saya kaget saya takut, sudah kacau pikiran saya," kata Richard Eliezer memberikan kesaksian.

Baca Juga: Bharada E Tertawa Dengar Pengakuan Ricky Rizal hingga Hakim Singgung Pencurian Ini

Namun, Richard Eliezer menyebut Ferdy Sambo menenangkannya karena di skenario tembak-menembak yang dibuat seolah-olah ia akan melindungi Putri Candrawathi dari tindak pelecehan dan juga upaya melindungi diri.

Di sela-sela menceritakan skenario itu, Ferdy Sambo juga berbincang dengan Putri Candrawathi.

Richard mengungkapkan, Putri Candrawathi sempat mengatakan beberapa hal yang harus diantisipasi dalam pembunuhan itu.

"Dia (Sambo) menceritakan itu semua (skenario) sambil ngobrol dengan ibu (Putri). Karena ibu suaranya pelan Yang Mulia, tidak dengar secara detail. Tapi ibu (menyebut) tentang CCTV Duren Tiga, (juga) tentang sarung tangan," kata Richard Eliezer.

"Saya tidak bisa mendengar secara ini (jelas) tapi kayak entar pakai sarung tangan," ujarnya lagi.

Baca Juga: Ferdy Sambo Kesal Dicecar Pertanyaan, Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J: 'Kita Tahu Seberapa Kaya Orang Ini'

(*)