Find Us On Social Media :

Dukung Dua Organisasi Agama Indonesia Ini Mendapat Hadiah Nobel Perdamaian, Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta Bak Taburi Garam pada Luka Umat Islam Timor Leste yang Diusir Pasca Kemerdekaan

By May N, Kamis, 21 Juli 2022 | 17:53 WIB

Masjid Anur di Timor Leste, satu-satunya masjid di Timor Leste yang kini jadi tempat tinggal umat Muslim Timor Leste

Didirikan pada tahun 1926, Nahdlatul Ulama dikenal luas karena apresiasinya terhadap pluralisme dan pelarangan istilah "kafir" untuk menyebut non-Muslim. Kelompok ini telah memelihara hubungan baik dengan kelompok minoritas, termasuk umat Katolik.

Ketuanya saat ini, Staquf, yang menjabat tahun lalu, bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada tahun 2020.

Pada tanggal 9 Juni, organisasi tersebut menandatangani perjanjian dengan Komunitas Sant'Egidio, sebuah kelompok awam Katolik Italia, untuk mempromosikan perdamaian antaragama dan pekerjaan kemanusiaan.

Muhammadiyah, didirikan pada tahun 1912 oleh Ahmad Dahlan, seorang ulama Muslim, adalah organisasi Islam tertua di Indonesia yang didedikasikan untuk pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial.

Muhammadiyah mengelola lebih dari 5.000 sekolah dasar dan menengah, serta lebih dari 175 universitas di Indonesia.

Organisasi tersebut menekankan perlunya kembali kepada Al-Qur'an dan perilaku teladan Nabi Muhammad.

Pada Oktober tahun lalu, sekretaris jenderalnya Abdul Mu'ti menjadi pembicara pada pertemuan tentang agama dan pendidikan di Vatikan, yang juga dihadiri oleh paus.

Umat Islam di Timor Leste makin terkikis

Pernyataan Ramos Horta sedikit mengejutkan, karena Timor Leste awalnya bukanlah negara yang peduli dengan agama Islam.

Islam dulunya masuk ke Dili, ibukota Timor Leste, jauh sebelum kedatangan Portugis tahun 1512.

“Pasukan Portugis terusir dari Gowa, Sulawesi Selatan, mereka tiba di Dili dan disambut oleh pemimpin masyarakat setempat yang bernama Abdullah Afif,” tulis Ambarak A Bazher dalam bukunya yang berjudul "Islam di Timor Timur".

Nama pemimpin masyarakat Dili yang penuh nuansa keislaman itu tunjukkan kesan jika warga setempat sudah mengenal Islam dan ada orang Arab yang tinggal di Dili.