Sementara itu, aula belakang adalah aula terbesar (tinggi 9,5 meter, panjang 30,1 meter dan lebar 9,1 meter) dan paling penting di istana bawah tanah.
Di tengah aula terdapat tiga platform yang digunakan untuk menopang peti mati Kaisar Wanli dan permaisurinya.
Dua puluh enam peti pernis merah, berisi mahkota, kendi dan bejana anggur dari emas, kendi, cangkir, mangkuk dan anting-anting dari batu giok, dan vas dan mangkuk porselen ditempatkan di sekitar peti mati.
Selain itu, benda-benda suci dari batu giok dan vas porselen biru-putih ditempatkan di samping peti.
Di antara lebih dari 3.000 benda yang digali dari istana bawah tanah adalah mahkota yang sangat halus yang terbuat dari kerawang emas yang dihiasi dengan dua naga mini yang bermain dengan buah pir.
Begitu megahnya bangunan makam itu, konon tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai lebih dari 30.000 pekerja.
Pembangunan itu juga menghabiskan banyak biaya, yaitu sebesar 8 juta tael perak (sama dengan pendapatan pajak tanah nasional dari dua tahun pertama pemerintahan Wanli) dihabiskan untuk proyek tersebut.
Kaisar Wanli sendiri akhirnya menyerah atas keinginannya, dan alih-alih putra selir favoritnya, ia mengangkat Zhu Changluo –calon Kaisar Taichang– sebagai putra mahkota pada Oktober 1601.
Namun, Kaisar Wanli mengadopsi kebijakan perlawanan pasif.
Ia menolak memainkan perannya dalam pemerintahan, yang mengarah ke masalah serius baik di dalam China sendiri maupun di perbatasan.
Selain itu, kaisar terus menyatakan keberatannya atas pilihan Zhu Changluo sebagai pewaris, bahkan menunda pemakaman Putri Mahkota Guo, dua tahun, sebelum mengizinkannya dikuburkan dengan layak untuk istri putra mahkota.
Baca Juga: Firasat Kedutan Mata Kiri Atas; Ini Firasat Bila Bagian Tubuh Atas yang Alami Kedutan
(*)