Dikenal Sebagai Pengembara Muslim yang Berpengaruh di Indonesia, Laksamana Cheng Ho Ternyata Dikirim dari China Guna Memburu dan Membasmi Sosok yang Dianggap Berbahaya Bagi Dinasti Ming Ini

May N

Penulis

Laksamana Cheng Ho yang dikirimkan oleh Kaisar Yongle dari Dinasti Ming untuk mengembalikan kejayaan China, ternyata dikirim juga untuk misi rahasia ini
Laksamana Cheng Ho yang dikirimkan oleh Kaisar Yongle dari Dinasti Ming untuk mengembalikan kejayaan China, ternyata dikirim juga untuk misi rahasia ini

Intisari - Online.com -Kisah tokoh Laksamana Cheng Ho sudah banyak dikenal.

Laksamana Cheng Ho adalah seorang penjelajah terkenal dari China yang mengembara antara 1405-1433.

Selama kurang lebih 28 tahun, ia pernah melakukan ekspedisi ke berbagai negeri di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia.

Saat itu, armadanya terdiri 307 kapal yang membawa sekitar 27.000 pelaut.

Bahkan hingga saat ini, belum ada yang dapat melebihi armada yang dimiliki Laksamana Cheng Ho.

Namanya pun tidak asing di Indonesia, karena diyakini turut menyebarkan agama Islam di nusantara.

Namun ternyata ada kisah lain mengenai Laksamana Cheng Ho.

Laksamana Cheng Ho sebenarnya adalah seorang laksamana suruhan kaisar terkejam dari Dinasti Ming.

Melansir chinatownology.com, pada 24 Juni 1398, Kaisar Hong Wu, pendiri dinasti Ming, meninggal duia.

Nama aslinya adalah Zhu Yuan Zhang dan dia merupakan satu-satunya rakyat jelata yang menjadi seorang kaisar dalam sejarah China kuno.

Zhu Yuan Zhang berhasil menjadi kaisar dengan mengalahkan bangsa Mongol pada 1368 dan membangun dinasti Ming.

Dalam budaya populer, dikatakan bahwa Zhu Yuan Zhang mengusir Mongol keluar dari China dengan pesan-pesan yang dimasukkan e dalam kue bulan.

Enam hari kemudian yaitu pada 30 Juni, cucunya mendapatkan tahta sebagai Kaisar Jian Wen, Kaisar kedua dinasti Ming.

Ayah Kaisar Jian Wen bisa saja menjadi kaisar baru, tapi dia sudah meninggal dunia pada 1392.

Hal itu membuat Kaisar Jian Wen, cucu Kaisar Hong Wu, menjadi Putra Mahkota, alih-alih pamannya, Zhu Di.

Zhu Di, Pangeran Yan, tidak bahagia dengan keputusan itu.

Pada 1402, Zhu Di memberontak dan menyerbu ibu kota Ming di Nanjing.

Kaisar Jian Wen dan Permaisurinya tewas dilalap api dan Zhu Di mengangkat dirinya sendiri menjadi Kaisar Yongle, Kaisar kedua dari Dinasti Ming.

Ia mampu melakukan ini semua dengan memperpanjang kekuasaan Kaisar Hong Wu selama empat tahun dan menghapus catatan apapun dari masa Kekaisaran Kaisar Jian Wen.

Kaisar Yongle paling dikenal untuk membangun Kota Terlarang di Beijing sebagai ibu kota Ming yang baru dan mengirimkan Laksamana Zheng He atau Laksamana Cheng Ho.

Laksamana Cheng Ho dikirim untuk berbagai tujuan eksplorasi maritim.

Antara 1405 sampai 1433, Laksamana Cheng Ho membuat tujuh perjalanan laut dan mengunjungi Timur Tengah, Afrika, India, serta Asia Tenggara.

Cheng Ho dikirimkan dalam tujuan membentuk hubungan dengan negara-negara luar dan menunjukkan supremasi Ming.

Namun, kabarnya, ada alasan rahasia mengapa Laksamana Cheng Ho dikirimkan dalam perjalanan-perjalanannya.

Tidak lain alasannya adalah untuk menangkap Kaisar Jian Wen yang ternyata tidak meninggal dalam kebakaran istana lama Nanjing, tapi melarikan diri ke luar negeri.

Dicurigai, Kaisar Jian Wen bersembunyi di Nanyang (Asia Tenggara).

Perjalanan laut Cheng Ho hanya tiga tahun setelah kenaikan takhta Kaisar Yongle memicu spekulasi tetapi meskipun 7 pelayaran, Zheng He tidak menemukan Kaisar Jian Wen.

Meskipun misi Zheng He untuk menangkap kaisar gagal, ia dikenang dan dirayakan dalam sejarah sebagai salah satu penjelajah maritim terbesar.

Keberadaan Kaisar Jian Wen tetap menjadi misteri dan sejarahnya ditekan selama dinasti Ming.

Hanya setelah jatuhnya Dinasti Ming, Kaisar Ming Selatan mengembalikan Kaisar Jian Wen ke tempat yang seharusnya dalam sejarah dengan memberinya nama kuil Huizong, .

Hingga hari ini, penyebutan nama Zheng He tak pelak memunculkan pertanyaan tentang Kaisar Jian Wen yang keberadaannya mungkin tidak akan pernah kita ketahui.

Hubungan Laksamana Cheng Ho dan Kaisar Yongle

Laksamana Cheng Ho lahir di Yunnan pada 1371 dengan nama Ma He, dari pasangan Ma Hazhi dan Wen.

Ia adalah keturunan Suku Hui, suku minoritas di China yang mayoritas beragama Islam.

Ketika berusia 12 tahun, Yunnan direbut oleh Dinasti Ming dan para pemudanya banyak ditawan untuk dikebiri kemudian dijadikan abdi Pangeran Zhu Di.

Berawal dari kasim, Ma He kemudian menjadi penasihat Pangeran Zhu Di dan diberi marga Cheng.

Sejak saat itu ia dikenal dengan nama Cheng Ho.

Setelah Pangeran Zhu Di berhasil merebut takhta dan berganti nama menjadi Kaisar Yong Le, ia bertekad untuk mengembalikan kejayaan China setelah runtuhnya Dinasti Mongol pada 1368.

Pada saat itu, Cheng Ho menawarkan diri untuk melakukan ekspedisi ke berbagai negeri.

Dengan senang hati, kaisar mengizinkannya dan dari situlah awal penjelajahan Cheng Ho.

Di bawah komando Laksamana Cheng Ho, armada China memulai pelayaran pada 1405.

Pelayaran pertamanya mampu mencapai wilayah Asia Tenggara, yaitu Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa. Laksamana Cheng Ho kemudian menjalankan ekspedisi kedua antara 1407-1409, dan ekspedisi ketiga pada 1409 sampai 1411.

Dari tiga ekspedisi yang dilakukan, Laksamana Cheng Ho telah menjelajah sampai di daerah India dan Srilanka.

Antara 1413-1415, pelayaran Laksamana Cheng Ho semakin jauh, yaitu mencapai daerah Aden, Teluk Persia, dan Afrika Timur.

Jalur ini kembali ia lewati saat menjalankan ekspedisi kelima (1417-1419) dan keenam (1421-1422).

Pada pelayarannya yang terakhir, antara 1431-1433, Laksamana Cheng Ho berhasil mencapai Laut Merah.

Armada Laksamana Cheng Ho

Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi dengan armada yang sangat besar, bahkan sampai saat ini belum ada penjelajah yang mampu melebihinya.

Ia berangkat dengan 27.000 anak buah yang dimuat dalam 307 kapal.

Kapal terbesarnya berukuran 138 meter dan lebar 56 meter, yang menjadikannya kapal terbesar pada abad itu.

Selama berlayar, mereka membawa banyak perbekalan, bambu China sebagai suku cadang kapal, dan Sutera untuk dijual.

Ketika kembali ke negerinya, Laksamana Cheng Ho biasanya membawa hadiah-hadiah dari daerah-daerah yang dikunjunginya untuk sang kaisar.

Akhir hidup Laksamana Cheng Ho dan catatannya

Laksamana Cheng Ho meninggal pada April 1433 di Calcuta, India. Beberapa pendapat menyebut bahwa jenazahnya dikuburkan di daerah Semarang, hanya rambut dan pakaiannya saja yang dibawa ke China pada Juli 1433.

Di China, makamnya berada di kawasan Niu Shou Shan, Kota Nanjing.

Catatan perjalanan Laksamana Cheng Ho yang terkenal akhirnya menghasilkan satu panduan pelayaran, Zheng He's Navigation Map, yang mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15.

Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho pun berhasil membuat nama China semakin dikenal di mata dunia.

Baca Juga: Penyembelihan Massal 2.800 Gundik Kaisar Yongle, Tragedi yang Terjadi Lantaran Sang Kaisar yang Tak Tahan Menahan Malu karena Aibnya di Ranjang Ini Terbongkar

Artikel Terkait